“Aku lafadzkan predikat dalam detail anaptikis, siapa yang akan berkuasa atas genivitus rawa-tanah-dan analisa perkara.......”
“Aku akan tetap mencoba bertahan dan berusaha pecahkan duka sampai ujung DNA, setiap waktu yang bergulir... Aku cari dan cairkan... “
“Yang belum aku tahu akan aku cari, sebelum mencapai pada puncak ujung cipuru'..... aku heningkan dalam wujud menjadi kamus..... dan tak ada lagi rahasia siang dan malam bersama seluruh ketakutanmu “
“Dalam sendiri, kita tumbuh menjadi besar dan dewasa, cobaan datang dan menumpuk ber rem-rem, seperti surat suara yang palsu, ini sebagai brosur tanggung-jawab yang aku tawarkan.... “
Pada Kata
september 2012
Kata kata-ku adalah angan-anganku,
kata kataku adalah mimpi-mimpiku,
kata-kataku pula atas apa yang aku alami...
Kata kataku adalah air hitam - hijau dan bergerak mengalir mengisi ruang..
Kataku adalah teh celup hangat gelas besar dan sedotan putih dari penjual sederhana di taman tawang....
Rasanya sungguh nikmat,
Bagiku ini adalah surga..
Kemudian lain detik, jam, hari, bulan, tahun, abad, sampai zaman,
aku akan segera datang, mengetok pintu kamar-mu......
Babi hutan, Babi menggemaskan
17 February 2011
Aku agak sedikit lelah membuka jalan ditengah padang rerumputan yang membingungkan
Sesekali mengusap keringat sembari mengeluh
Terkadang sedikit tersenyum melihat pemandangan rumput yang telah roboh akibat perjuangan punggawa nocturnal semalam
Seekor Babi hutan itu tahu dimana tempat mengenyangkan perutnya
Dia tak lupa membawa buah tangan sakit akibat goresan duri menjelang pulang
Menyisakan luka untuk hari berikutnya dan bulan depan
Rutinitas memang lucu,
Mungkin aneh, atau kurang masuk akal.
Aku selalu mencoba mengawali sesuatu yang baru
Sesuatu yang siap menyakitiku dan mempermalukanku
Hari hari menyediakan beragam topik namun tetap dengan satu tema
Aksiku terlihat terlalu bodoh
Aku tidak bisa menjadi lakon dalam episode rumput belukar
Lalu, mengapa aku berbeda dengan babi-babi buruk rupa itu?
Padahal aku sangat mengagumi,
Dan menyanjung besar kalimat terima kasih padanya
Mengapa kita tidak bisa saling belajar,
Apa samakah kalian dengan babi menjijikan itu?
Mereka tidak mempelajari kita, dan selalu tetap bernafas dengan cara mereka
Lebih sakit ketika babi itu acuh dan sombong
Babi-pun menawarkan rasa kekecewaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar