Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 Mei 2013

KOPLO | REJEKI TATTOO



Magelang, 10 januari 1983

Kediamannya di daerah selokan mataram Jogja, diantara barisan komplek warung kopi dan tempat nongkrong kebanyakan dijumpai mahasiswa. Siapapun yang berkunjung akan betah berlama-lama disana. Mereka akan dimanjakan semacam mini galeri, lukisan, flash tattoo, karya instalasi, dan berbagai barang seni, nuansanya khas dengan pesan dan visual budaya jawa. Warung kopi sekaligus studio tato, tempatnya bernama Rejeki tato.

Mengenal tato karena ketidaksengajaan-nya menemukan alat gambar dengan media kulit. Apalagi dibekali dengan basic-nya di dunia seni rupa, meskipun dia tidak pernah mengenyam pendidikan berbasis seni atau institusi seni. Sebelum mengenal dunia tattoo dia berkecimpung  di bidang airbrush. Untuk pertama kali mengenal dunia tato, terhitung sejak tahun 2005. Pada tahun 2008 dia memutuskan untuk  serius menekuni tato, walau saat itu masih berupa home studio dan berbekal dengan alatseadanya. Akhirnya dia membangun studio sendiri pada tahun 2010. Untuk teknis tato sendiri banyak belajar dari pak Penk (DR. Gep X) dia  juga belajar tentang manajemen studio tato dari Dimas (Carpe Diem Tattoo) dan Munir Kustanto (Toxic Tattoo Park).
Rio Koplo, dia adalah pribadi yang menyenangkan, profesional, dan humoris. Maka tidak heran jika dia memiliki banyak teman dari segmen yang bermacam, mulai dari client, komunitas motor, komunitas kampus, dan pengusaha muda. Si pecandu kelir ini adalah pribadi yang tidak pernah lelah untuk belajar dan berusaha terus mengeksplor semua potensi yang dimilikinya. Karena menurut dia “proses pembelajaran adalah proses seumur hidup”. Setiap detik adalah proses pembelajaran, baik pembelajaran tentang hidup maupun pembelajaran untuk menciptakan sebuah karya yang lebih baik.
beragam aktifitasnya meliput bidang kesenian. Ketertarikan  dia dalam seni tato adalah realist, kultur jawa, dan kartun. Jika berbincang mengenai harga tato, “seni itu boleh di miliki oleh siapapun dan dinikmati siapapun, jadi harga tato di rejeki tato dapat di nego, selagi masih dalam kewajar-an”. Menurut  pendapatnya tentang kondisi tato saat ini “tato berkembang begitu pesat, namun yang disayangkan adalah banyak yang menyikapinya dari persepektif industri, banyak yang hanya berpikir tentang apresiasi client, sehingga melupakan substansi dari seni yang sebenarnya, yaitu estetika seni.

Belajar sampai merdeka!!!

Tattoo Gallery












Another Work



Flag
jl. melon 8a, mundusaren, nologaten, Jogjakarta

Rabu, 01 Mei 2013

Nandi Yoga | Mangsi Tattoo



Nama : Nandi Yoga Naruba
Yogyakarta, 10 September 1993

Salah satu bentuk prestasi adalah usaha penakhlukan seseorang dalam kegiatan kompetisi. Terlepas dari eksistensi, reuni, atau pun jumpa ceria semata. Kenyataan-nya dia telah mencuri perhatian kita akhir-akhir ini, namanya menjadi buah bibir di setiap obrolan. Siapakah dia? Dia adalah wajah paling segar diantara ribuan penggiat tato, dialah Nandi Yoga, lelaki penuh senyum akhirnya dengan berani menampakkan wajahnya, keluar dari cangkang ber-logo ISI Yogyakarta.

Kapan awal mula kamu berkenalan dengan tato?
“Di mulai dari tahun 2008”

Apa yang menyebabkan kamu tertarik dengan tato, hingga kamu memberanikan diri untuk mentato?
“Saya melihat tato itu adalah sebuah karya seni yang bersifat abadi, alasan saya mentato agar setiap karya saya dapat dinikmati setiap waktu, dimanapun, dan kapanpun. Berlaku selamanya sepanjang perjalanan hidup”

Untuk belajar tato sendiri, adakah rekan seperjuangan, baik mentor ataupun guru?
“Saya belajar tato secara otodidak, kala itu di mulai dari saya melihat teman saya yang di tato namanya ‘anggi’, dan di mulai dari situ saya mulai merakit alat sendiri, kemudian mulai mentato langsung di media kulit, begitu selanjutnya saya lebih banyak belajar melalui situs YouTube”

Dengan materi pembelajaran di YouTube tentunya kamu punya beberapa influence dari tattoo artist, kasih tahu dong daftar referensimu?
“Ada banyak, diantaranya Dmitriy Samohin, Anil Gupta, dan semua teman-teman seniman tato Indonesia”

Untuk style sendiri apakah kamu mendedikasikan diri untuk menggeluti style tertentu? Jika ada style macam apa?
“Tidak, hampir semua style saya suka, dan saya selalu ingin mendalami berbagai style”

Karyamu semakin hari semakin liar, tentunya ada tips-trik cara kamu belajar agar karya selalu progress naik?
“Pedoman saya semakin hari harus semakin berkembang, semakin hari menjadi lebih baik dari karya sebelumnya, di tambah sekarang referensi begitu banyak, kita dimudahkan untuk belajar, dan point kesabaran adalah yang utama”

Kasih tahu kesibukanmu di luar tato dong?
“Di luar tato saya masih berkecimpung di dunia seni lukis, mengikuti berbagai macam pameran, yah meskipun belum menyelenggarakan pameran tunggal”

Menurutmu dasar apa yang menjadi patokan untuk membedakan tattoo artist profesional dengan pemula?
“goresan dan karakter objek yang ditangkap”

Jadi lebih ke hasil karyanya?
“Iya, bagi saya penilaian tato di nilai dari hasil karyanya, bukan prosesnya”

Okay, berhubung lagi hangat BBM, setuju ndak sih dengan harga kenaikan BBMdan apa alasannya?
“Hahaha.. pada dasarnya tak setuju, tapi memang logisnya bahan bakar semakin lama semakin naik, apalagi dengan produksi kendaraan berkembang pesat, ya tapi kembali lagi kenaikan BBM memicu naiknya segala macam harga”

Pilih salah satu ‘jatuh cinta degan tato’ atau ‘tertantang dengan tato’?
“Waduuuuh... na ini, saya lebih tertantang dalam pembuatannya, kalau di bilang jatuh cinta dengan tato badan saya aja gak ada tato, tapi saya cinta tato yang ada di tubuh orang lain, hehehehe”

Okay thanks kak, terima kasih atas waktunya, semoga lekas tua dan tambah jaya!
“Okay sama-sama amin....”

Tattoo Work















Mangsi Tattoo Yogyakarta 
Studio : Mangsi Tattoo, Jalan Wates km 7,5 , Gamping, Sleman, Yogyakarta
Debut : Gerombolan Tukang Tato
The Best 1st New Scool Colour Category "Kebumen Tattoo Festival 2013"

Sabtu, 27 April 2013

When Needles Meets Growl


WHEN NEEDLES MEETS GROWL

Survive Garage, 17 April 2013, Yogyakarta


Ada saja polah yang di lakukan teman-teman ISI Yogyakarta. Kali ini mereka mempersembahkan sepenggal acara “Duo Print Exhibition” ber tajuk “WHEN NEEDLES MEETS GROWL” oleh Yohanes “Botak” dan Ahmad Oka. Perjalanan sahabat begitu menarik, reuni dua karib dipersembahkan melalui pameran. Keduanya adalah seniman grafis dengan hobi dan ketertarikannya sangat unik, yang satu pecinta klenik, dan satunya lagi pecinta minuman lokal. Bertempat di Survive Garage , disanalah ladangnya peng-karya. Sebulan mereka mengadakan pameran, dan sebagai gongnya adalah sebuah Tattoo Act!!!!




Salah satu-nya adalah Botak (Bots Tattoo) dia seniman grafis yang juga ber status aktif sebagai seniman tattoo. Tak lepas dari dari fitrah-nya sebagai peng-grafis, karya tattoo-nya sangat  menarik. Gambar yang di suguhkan berupa gambar grafis, dipadu, diracik, dan di aplikasikan dalam karya tattoo. Inilah karya Tato yang disuguhkan oleh dia dan para kolega perupa kontemporer. Mereka adalah Botak (Bots Tattoo), Ebrek (Eve Ink), Theo Fabri (Badskintattoos).






Menghadang malam hadapi saja dengan jumpa, karna dari kawan siap hadapi segala lawan, apapun lawan itu!!! @hambilly

Jumat, 22 Februari 2013

Dedy Praboe Jazz Tattoo


Dedi Praboejazz
Lampung, 5 desember 1980
“Seiring namanya yang melejit, karya nya yang semakin berbahaya dan patut diacungi jempol”


Tahun 1997 ketika masih SMA di Lampung adalah awal mula mengenal tato , baginya tato adalah karya seni yang sulit, menarik, dan menantang. Karya seni yang paling berbeda sendiri, tidak semua orang bisa men-tato, sebagai contoh seniman lukis atau seniman air brush belum tentu bisa membuat tato, tetapi bagi seniman tato, besar kemungkinan untuk dapat mengerjakan air brush dan lukis dengan mudah.
 Datang ke kota Jogja pada tahun 2000, dengan alasan ingin menambah pengalaman, turut serta berkesenian. Mengawali kiprahnya di sepanjang jalanan Malioboro, dan orang yang ia kenal saat itu hanyalah seniman tato bernama ange’ (almarhum). Awalnya hanya mengerjakan tato temporari di sepanjang emperan malioboro, tidak berlangsung lama dia bosan dengan temporari, karena kurang menantang. Kemudian beralih ke permanen tato, saat itu dia mentato dengan meminjam mesin teman, namun karena dia tidak selalu bisa meminjam, akhirnya dia merakit mesin tatonya sendiri.
Pada saat itu tato dan piercing  belum tenar seperti sekarang ini, orang yang ingin membuat tato jarang sekali, dulu ia hampir putus asa, dan berniat untuk beralih profesi, tapi akhirnya dia mengurungkan niatnya dan tetap menlanjutkan peruntungannya melalui tato. Dilanjut perjalan-nya ia sempat ikut perkumpulan seniman tato tahun 2001 bersama toxic, ony dkk, tak bertahan dalam waktu lama, ia tak aktif lagi dalam perkumpulan karena down dan minder, disebabkan karena tak mempunyai alat  standar seperti teman yang lain-nya. Munculah ide untuk menabung, karena baginya “jikalau ada kemauan pasti semua akan terlaksana” .
Ia pun membeli peralatan tato sedikit demi sedikit, ia mencicil mulai membeli bukan mesin tatonya dahulu, melainkan peralatan kecil, seperti tips, jarum, vaselin ink cup, dll. Sampai akhirnya dengan uang yang cukup dia mendapatkan mesin tato. Karena harus didukung dengan tinta yang standar tato pula, ia membeli tinta sedikit demi sedikit, dari warna-warna yang paling dibutuhkan, kadang jasa tato-nya di bayar dengan tinta, alias barter,  akhirnya dia menjadi seniman tato dengan peralatan yang lengkap dan mewadai.
Namun nampaknya nasib belum mujur, dalam kurun waktu yang belum begitu lama ia dapat mengumpulkan materi alat tato dengan jerih payahnya, iya harus kehilangan alat tatoonya, satu kotak alat tatoo-nya telah dicuri, rasa-nya sangat menyedihkan. Harapan-nya yang kuat membuat dia tak putus asa, dia tidak kaget untuk kembali mulai dari 0 lagi, berikut mengupulkan peralatan tato seperti awal mula mengumpulkan sebelumnya. Hingga sampai sekarang ini, mempunyai studio sendiri yang berkonsep home studio.
Praboejazz Tattoo adalah nama studio-nya,  praboe jazz itu sebuah nama pemberian bokap, dia sangat kagum dengan kata praboe jazz, praboe jazz sendiri ber-arti seorang raja yang sedang berbicara, tentunya dengan filosofi yang begitu dalam  ia memutuskan menamakan sendiri studionya “Praboe Jazz Tattoo”.
Untuk saat ini artist tato favoritnya ialah Handy Muntilan, baginya ia adalah sosok yang patut di kagumi, karena beliau dapat menguasai segala jenis gambar tato. Kalau pribadi harus memilih dia lebih memilih aliran black n grey sembari mempelajari segala jenis tato.
Sekarang ini baginya, karya seni tato lebih dihargai, tato semakin berkembang, dan menjadi seniman tato adalah profesi yang menjanjikan, namun dengan catatan selalu berusaha menyajikan karya dengan bagus dan maksimal, hal ini dikarenakan persaingan semakin ketat. Ajang event tato sangat berpengaruh sekali untuk seorang seniman tato,  agar kita dapat melihat dunia luar, sebagai bahan referensi, dan melihat seberapa besar kempampuan seniman tato dalam cakupan yang lebih luas. Untuk kemudian hari dapat kembali memberikan karya tato semaksimal mungkin. Wujud pendokumentasian tato berupa majalah atau buku juga hal yang penting, yang merupakan bahan pembelajaran berkarya.

Artwork Tattoo 





















Praboe Jazz Tattoo Yogyakarta
Timeline :
Membership Indonesian Subculture
GENTO YK
20 Top Tattoo Artist “Surabaya Skinart Tattoo Festival” 2012
Juara Favorit Kategori Black N Grey “Surabaya Skinart Tattoo Festival” 2012
Salatiga Artfest 2012