Tulisan


" Ditemani @_thepopo "

Barangkali, saya sudah ditinggalkan kalender semakin jauh
Hari berlari sangat cepat
Alhasil, ada permintaan 'kembalikan waktuku', pwrtanyaan 'sekarang jam berapa'? Saya sedang di hari apa? Duapuluhenamjam ini kurang!
Waktu bukanlah sahabat terbaikku... Popo, si kepala itu
Tiba-tiba memberikan saya sebuah kalendar
Ia berucap, "semoga dengan ini kau bahagia"
"Sesungguhnya tahun hanyalah tipu daya"
"Dengan ini kau tak lagi ditinggalkan tanggal"

Semenjak pemberian itu
Saya tak lagi mengenal senin adalah upacara bendera
Jumat adalah ibadah
Atau Minggu malam adalah kencan yang di selingkuhi
Hari-hari berbuah indah...
Dan waktu tersisa, tercecer kemana-mana... Kini saya memiliki tabungan waktu yang melimpah ruah... Jadinya, saya tak suka bekerja, tapi punya pendapatan waktu yang luar biasa

Suatu hari, 
Tibalah kalender tertanggal 13 ockthober 
Saya mengajak si Popo untuk menghambur-hamburkan jam, pesta tanggal sampai nanti (pagi). Kini, Popo menjadi sahabat baik saya...
Dan kami selalu punya cara terbaru untuk bermain,
Dengan hanya: 'memperalat waktu',#kalenderbahagia #thepopo #untukdandarithepopo#sajakkacau


.............

Ada sajak tersisa dari perayaan bahasa semalam
Tercecar....
Kini kata-kata sendirian
Berikutnya, penyair tewas keracunan pesta

Malam pemakaman..
Kekasih lama datang membawa 'karangan' bunga

Tertulis di pita duka:
"Maaf, belum sempat bersastra"

#kejadian #kecelakaan


.............


Surat itu ditulis oleh kantuk...
Dialamatkan kepada: alpha nun jauh dikata
Selayang bait ungkapan cinta...
Yang tak pernah terbaca oleh bahasa
#sajakmaya #kolaborasi #nandiyoga


.............













Bercinta

Se-simple waktu yang panjang,
selesei sudah kita beradu bibir....
Dalam setengah telanjang kamu bilang :
"SEKALI MERDEKA, TETAP MENDERITA!!!"





Kakek

Mengantarkan cucu ke jalan tidur..
Si Kakek menimang-nimang menyanyikan lagu...

"matahari tenggelam,
hari mulai malam,
terdengar burung hantu,
suaranya merdu,
uhuk-uhuk-uhuhuk (merdu batuk-nya)"

Setelah bangun di pagi muda, si cucu sudah lihai bicara...
Ia mencoba membangunkan kakek yang sedang betah tidurnya...
Dengan menyanyikan lagu

"burung kakek tua,
hinggap di celana.....,
kek kakek!!!!
burung-nya sudah ogah ber-nyanyi walau pagi telah pergi.."





Dinding Hati

Di dalam gelap terkurung tersesat
Di ruang hitam-gelap-pekat...
Terperangkap pingin coba keluar..
Dicoba sekuat mungkin,
Kuwalahan...

Benar kutahu, dinding di ruang ini terbuat dari batu...
Telepon berdering!!!!!
"lagi dimana sayang?"
 "di hatimu..."
cieeee...





Kenangan

Sebelum berpisah,
Kamu sempat berikan sebuah cidera mata dengan hanya bertanya,
"Dimana kamu tinggal?"
"Aku tinggal sudah sekian lama, di tempat yang tak pernah berada"
Waaaa...
Cidera mata yang akan selalu terkunang......




Cerewet

Apa yang bisa dipamerkan ketika kamu sudah pulang dari rumah?
Capek, suntuk, bau keringat, sakit, uang yang minus, mabuk, frustasi, gagal, kalah???
apalagi???
Di rumah kamu tidak pernah betah, di luar kamu selalu ingin pulang....
Surga terlalu jauh, neraka sudah kau rasakan kemarin lalu ini, atau lusa seterusnya...
Dunia mana yang katanya indah menyenangkan?
Mall, tempat hiburan, hotel, istana, taman bunga??
Itupun tak pernah kau dapat...
Kemana kamu jadi mau pulang?
Rahim bunda yang yang kini sudah letoi???
Kuburan??
Palagi-kan rumah moyang tinggal serenik kenang...
Akan kemudian.....
Dimana kamu mencari tempat untuk dapat menjawab pertanyaan sekian nian....
Jawab atau tidak??? ......
Boleh ya aku putar lagu.....
Secuil lirik bebas dinyanyikan semau nada...
Kanjen Bend
" kekasih yang dulu tenang, kini telah kembali jalang,,,, akan ku bawa dia terbang, pergi menuju hilang......"
Yeeee teroreroroerorereeet..... jre jre jre jreeeet!!!!




Suratan Takdir
Senja tadi
Surat dari kamu Tuhan sudah sampai dengan cidera...
Diantar oleh sepasang burung dara, mereka bernama Ayah-Bunda
Di dalam-nya berisi daftar takdir..
Berkali-kali kubaca, bertambah kali kuwalahan menafsirkan-nya...
Isi surat yang tersirat...
Kubaca setiap kali nanti...
Kurapalkan isi, sebagai pengantar menunaikan ibadah puisi..




Dora dan Emon

Menuju selimut kita,
Bergambar doraemon yang sudah luntur kantongnya
Masih tertinggal bau lehermu.

Bersembunyi di dalam selimut, aku di kantong selimut
Lalu ketiduran,
Sementara kamu telah berselimut dengan orang lain

Berbulan sembilan berlalu
Kutemukan sebuah bayi, dia lahir dari kantong yang sudah koyak
Bayi itu milik Emon punya
Sementara Dora pergi dan terperangkap dalam petualangan-nya

Sekarang si kecil sudah lekas dewasa
Dan sering ber-nyanyi-nyanyi
“Namaku peta aku peta aku peta.....
Akulah peta.....”.





Sepertiga Malam (terakhir)

Pulang kerumah,
Telah dia serahkan badannya yang lemah kepada umbah-umbah dan asah-asah...

Kasihan,
Tiap hari ia di dera sakit kecapekan...

Sudah puluhan tahun, belum juga dia temukan harta bernama cinta..
Setiap hari (haru) ia sempurnakan dengan menyalakan sebatang mimpi...

Menerangi tidur-nya,
Untuk menjelajah waktu, menuju masa yang tiada pernah terkira...





Makan Sakit

Masuk ke Rumah Makan (baca : Rumah Sakit),
Kamu khawatir melihat menu makanan dengan harga murah..

"Mau makan apa tuan"? tantang penjaga warung!!!
Pilih porsi menu kami :
Kolesterol - Asam Urat - Ginjal - Jantung Stroke - Obesitas - Migren - Asam Lambung - Usus buntu - Diabetes ??????

..... dalam hati seseorang berkata

"kita musti menelan hambar, untuk aman!!! dan dengan harga yang mahal"







Tidak ada komentar:

Posting Komentar