80 persen orang yang huhum kenal,
adalah hasil dari sekian buah rencana huhum sendiri. Maksudnya, dalam dunia
huhum ia telah merencanakan untuk akan mengenal siapa, model bagaimana, untuk
apa, dan melakukan apa. Sebelumnya dia hanya memanfaatkan gosip, kabar burung,
atau bahkan media dan ala abal-nya, identifikasi-nya mereka ini adalah
orang-orang yang lumayan di kenal sesuai kepribadian dan karya-nya
masing-masing, karena memang jarang ada informasi yang memberi kabar bersifat
biasa-biasa saja, karena kedua kabar menarik hanya akan di bagi dua, kabar baik
dan kabar buruk. Kabar biasa-biasa saja tak pernah menarik karena itu sudah
biasa (ini gaya bicara meq).
Barangkali salah satunya adalah koplo,
pernahkan diantara sekian manusia pernah mendengar seorang bernama koplo?
Jawabnya sebagian besar pernah. Karena nama koplo memang ada di mana-mana.
Biasanya akrap dengan seorang yang suka mabuk pil koplo, atau seseorang yang
bertingkah layaknya sedang koplo, yang lebih sering koplo sebagai sifat. Wuuuuuh.....dasar
koplo!!!, bego’, goblog, dan semacamnya. Kalau kalian sedang di jogja, dan
sedang bersama seseorang, atau sekelompok penggiat tato, mereka akan mengatakan
pada kamu bahwa koplo dalam dunia pertatoan jogja ya koplo rejeki, adapun koplo
yang lain semacam coro atau indro jumiyo bersaudara. Nah, koplo ini adalah satu
diantara banyak tattooist yang biasa-biasa saja. Menurut kabar baik yang
tercatat ia pernah memenangkan kompetisi di dunia tato, sampai sejauh ini hanya
sekali, mungkin bagi koplo itu adalah hal yang beruntung sekali.
Tibalah masa huhum mengenal koplo
yaitu di mulai dari tahun 2010, huhum mengenal koplo melalui facebook, namun
koplo belum mengenal huhum, dan huhum pertama kali bertemu koplo di tahun 2011, saat itu sedang diselenggarakan
“Festival Tato Istimewa”, digagas oleh Athonk, kali pertama ketemu, mereka
tidak bermaksud berkenalan satu sama lain, meskipun juga sudah bersalaman,
waktu itu ia mengantarkan seniman tato bernama Unyil ke studio tempat huhum
bekerja, yaitu Hitam Skindeepart. Melalui acara ini baru huhum mengerti
bahwasanya, koplo itu seorang seniman tato yang mengelola studio bernama rejeki
tato, yang sebelumnya adalah seorang mekanik bengkel yang mempunyai hobi
menggambar, yang juga pernah huhum amati aktifitas bengkel beserta mural, nah
baru di ketahui pula semenjak melihat bengkel tersebut huhum berkeinginan untuk
mengenal mekanik tadi, konyolnya dialah seorang yang sama, tersebutlah koplo
sebagai tokoh, yang sesekali diperbincangkan, tokoh apa? Kalau dalam film kita
mengenalnya tokoh figuran, atau bintang figuran.
Huhum ketemu koplo lagi, di
sebuah tempat di gelarnya acara bernama “Syawalan Tukang Tato se -Jogjakarta”,
ini adalah halal bihalalnya tukang tato, dan dengan diselenggarakannya acara
ini maka terjawablah sudah penasaran masing-masing seniman tato di Jogja atas
gosip-gosip miring terkait seniman tato yang beredar. Tapi tak apa, karena
disini seorang berhak untuk meminta maaf dan berhak untuk memaafkan. Pertemuan
ini adalah cikal bakal nafas panjang sebuah organisasi bernama Gento, pokoknya
semua datang disini. Dan dalam mementum ini diketahuilah sebuah tempat bernama
warkop n studio tato rejeki, dan lagi-lagi ketemulah huhum dengan koplo.
Mereka berdua aktif dalam sebuah
organisasi tato, huhum aktif mengundang teman-teman untuk melakukan kumpul,
koplo sendiri aktif meneyediakan tempat, dan adiknya koplo, boti namanya, juga
turut aktif menghitung antara rugi atau laba warung kopinya. Harap maklum, jadi
manusia memang harus aktif untuk apapun. Dan mereka bertiga ini alhamdulilah
sampai sekarang ini masih aktif bernafas.
Huhum mulai mengakrabkan diri
dengan gaya berlebihan-nya, karna apa? Sesuai di cerita awal pilihan fenomenal
dapat di masukan dalam kategori kabar baik, atau buruk sekalipun, jadi tidak
berarti biasa-biasa saja dan tak menarik.
Huhum memanfaatkan warkop koplo
bersaudara dengan kegiatan-kegiatan sebuah numpang, sekedar onlen mencari
kabar, merencanakan event, bertemu dengan rekan-rekan, teman dan sebagainya.
Tapi benar memang, semenjak itu huhum rutin pergi ke warkop. Waktu itu sedang
ngtrend tuak, jadilah warkop ini sebagai alternatif atas demam tuak yang
melanda, dengan cara, warkop rejeki menjadi sebuah klinik pasien kejenuhan,
sakit hati, dan kebosanan... disinilah mereka akan diterapi dengan tuak-tukak
tadi. Pernah huhum juga ambil bagian dari agenda penting warkop, yaitu “tanggap
warso warkop n rejeki tato”, dimana acara diisi dengan bebakaran, musik musikan
dan tato-taotan. Jelas huhum dan koplo sama-sama aktif, koplo aktif bagian
dekorasi dan perihal teknis, boti si pemilik kafe tentunya aktif dengan
anggaran, nah huhum aktif memikirkan mekanisasi segalanya, terutama mekanisasi
perihal pangan, huhum mengerjakan bumbu mendoan dan menggorengnya sendiri, ia
juga memimpin massa tato dalam aksi pembakaran jagung, dan yang tak diragukan
lagi, disinilah terjadi proyek kolaborasi pertatoan untuk pertama kalinya di
komunitas gento. Melalui ini pula huhum lebih aktif menulis kegiatan-kegiatan
dunia pertatoan.
Koplo belajar mentato sok rajin,
huhum belajar menulis sok cerdas, koplo mentato, huhum menulis, begitu seterusnya.
Tapi mereka lebih sering, dipertemukan dalam kegiatan yang berbeda, mentato dan
menulis, ah entah dan kegiatan ini selalu diakhiri dengan sebuah diskusi.
Mereka asyik didalam-nya tapi anehnya yang mereka diskusikan bukan tato, tapi
perihal sejarah, agama, politik, dan isu terhangat... dalam hal ini mereka
benar-benar sok.... sebut saja pemaknaan, persepsi, ironi atau malah apriori
sampai singular.
Huhum pindah, koplo juga pindah,
koplo pindah studio, huhum pindah rumah. Studio baru, tahun ajaran baru,
datanglah waktu yang kemudian mereka berjabat tangan sebagai simbol bahwa
saudara lahir dari sebuah kebiasaan, minat, pertemuan, dan kejadian-kejadian
yang terencana dan tak pernah terduga sekaligus. Di studio baru, disinilah
berbagai hari mereka lewati bersama, lebih dari itu di luar studio, di
kontrakan, di acara, di pertemuan, rapat-rapat, musik pameran atau liburan
mereka habiskan bersama.
Tidak selayaknya sahabat, mereka
terpaku jauh, huhum masih 22 tahun dan mahasiswa, koplo 31 satu tahun dan
seorang suami. Partner? Ya itulah yang paling mending, tidak juga, kakak adik
boleh, bapak anak bisa, tapi mereka berdua ini adalah sama-sama penggiat tato,
yang jika dalam kesempatan bertemu mereka lebih tertarik untuk tak membicarakan
tato. Kemudian terciptalah sebuah cerita yang berlatar di sebuah studio :
Huhum : “di dunia ini ada sesuatu yang memang tak perlu untuk di
ceritakan, dijelaskan”
Koplo : “teruslah berjuang nak”,
“dinten minggu tutup”, “urip urop”
Huhum : “ bisakah kamu untuk bilang tidak”
Koplo : “bisakah kamu berhenti bicara”
Huhum : “ kangmas”
Koplo : “aduh eh sori, ah gak jadi, eh aku bisa minta tolong”
Huhum : “kasihan pak koplo, duh jangan-jangan....”
Koplo : “ho’o yo???”
Huhum “candu kelir, makaryo
makarti”
Koplo : “nangis, matahari”
Huhum : “kamu punya kuas, kamu punya warna-warna, kamu dapat melukis
surga, dan masuk kedalamnya”
Koplo : “kaca kata”
Huhum: “matahari aja, tapi di pisah ya? Jadi mata - hari"
Koplo : Ooooooh...... oke lets go”
“lelaki itu menggambar matahari di telapakan tangan, menggunakan ujung
jari, pada gelap malam hari”
Katalika!!! Ya, katalika berasal dari bahasa sansekerta yang berarti
tiba-tiba, tiba-tiba saja membuat gambar tato matahari, berikutnya merencanakan
untuk membuat tato dari kutipan Nikos Kazantzakis”
"Apa bedanya tiba-tiba dengan terencana? Tiba-tiba seperti ilham,
rencana itu kelanjutan dari tiba-tiba, jadi apa yang ada di dunia ini pada
dasarnya adalah rencana yang datangnya tiba-tiba"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar