Kamis, 01 Mei 2014

Katalika


 
80 persen orang yang huhum kenal, adalah hasil dari sekian buah rencana huhum sendiri. Maksudnya, dalam dunia huhum ia telah merencanakan untuk akan mengenal siapa, model bagaimana, untuk apa, dan melakukan apa. Sebelumnya dia hanya memanfaatkan gosip, kabar burung, atau bahkan media dan ala abal-nya, identifikasi-nya mereka ini adalah orang-orang yang lumayan di kenal sesuai kepribadian dan karya-nya masing-masing, karena memang jarang ada informasi yang memberi kabar bersifat biasa-biasa saja, karena kedua kabar menarik hanya akan di bagi dua, kabar baik dan kabar buruk. Kabar biasa-biasa saja tak pernah menarik karena itu sudah biasa (ini gaya bicara meq).

Barangkali salah satunya adalah koplo, pernahkan diantara sekian manusia pernah mendengar seorang bernama koplo? Jawabnya sebagian besar pernah. Karena nama koplo memang ada di mana-mana. Biasanya akrap dengan seorang yang suka mabuk pil koplo, atau seseorang yang bertingkah layaknya sedang koplo, yang lebih sering koplo sebagai sifat. Wuuuuuh.....dasar koplo!!!, bego’, goblog, dan semacamnya. Kalau kalian sedang di jogja, dan sedang bersama seseorang, atau sekelompok penggiat tato, mereka akan mengatakan pada kamu bahwa koplo dalam dunia pertatoan jogja ya koplo rejeki, adapun koplo yang lain semacam coro atau indro jumiyo bersaudara. Nah, koplo ini adalah satu diantara banyak tattooist yang biasa-biasa saja. Menurut kabar baik yang tercatat ia pernah memenangkan kompetisi di dunia tato, sampai sejauh ini hanya sekali, mungkin bagi koplo itu adalah hal yang beruntung sekali.

Tibalah masa huhum mengenal koplo yaitu di mulai dari tahun 2010, huhum mengenal koplo melalui facebook, namun koplo belum mengenal huhum, dan huhum pertama kali bertemu koplo  di tahun 2011, saat itu sedang diselenggarakan “Festival Tato Istimewa”, digagas oleh Athonk, kali pertama ketemu, mereka tidak bermaksud berkenalan satu sama lain, meskipun juga sudah bersalaman, waktu itu ia mengantarkan seniman tato bernama Unyil ke studio tempat huhum bekerja, yaitu Hitam Skindeepart. Melalui acara ini baru huhum mengerti bahwasanya, koplo itu seorang seniman tato yang mengelola studio bernama rejeki tato, yang sebelumnya adalah seorang mekanik bengkel yang mempunyai hobi menggambar, yang juga pernah huhum amati aktifitas bengkel beserta mural, nah baru di ketahui pula semenjak melihat bengkel tersebut huhum berkeinginan untuk mengenal mekanik tadi, konyolnya dialah seorang yang sama, tersebutlah koplo sebagai tokoh, yang sesekali diperbincangkan, tokoh apa? Kalau dalam film kita mengenalnya tokoh figuran, atau bintang figuran.
Huhum ketemu koplo lagi, di sebuah tempat di gelarnya acara bernama “Syawalan Tukang Tato se -Jogjakarta”, ini adalah halal bihalalnya tukang tato, dan dengan diselenggarakannya acara ini maka terjawablah sudah penasaran masing-masing seniman tato di Jogja atas gosip-gosip miring terkait seniman tato yang beredar. Tapi tak apa, karena disini seorang berhak untuk meminta maaf dan berhak untuk memaafkan. Pertemuan ini adalah cikal bakal nafas panjang sebuah organisasi bernama Gento, pokoknya semua datang disini. Dan dalam mementum ini diketahuilah sebuah tempat bernama warkop n studio tato rejeki, dan lagi-lagi ketemulah huhum dengan koplo.

Mereka berdua aktif dalam sebuah organisasi tato, huhum aktif mengundang teman-teman untuk melakukan kumpul, koplo sendiri aktif meneyediakan tempat, dan adiknya koplo, boti namanya, juga turut aktif menghitung antara rugi atau laba warung kopinya. Harap maklum, jadi manusia memang harus aktif untuk apapun. Dan mereka bertiga ini alhamdulilah sampai sekarang ini masih aktif bernafas.

Huhum mulai mengakrabkan diri dengan gaya berlebihan-nya, karna apa? Sesuai di cerita awal pilihan fenomenal dapat di masukan dalam kategori kabar baik, atau buruk sekalipun, jadi tidak berarti biasa-biasa saja dan tak menarik.

Huhum memanfaatkan warkop koplo bersaudara dengan kegiatan-kegiatan sebuah numpang, sekedar onlen mencari kabar, merencanakan event, bertemu dengan rekan-rekan, teman dan sebagainya. Tapi benar memang, semenjak itu huhum rutin pergi ke warkop. Waktu itu sedang ngtrend tuak, jadilah warkop ini sebagai alternatif atas demam tuak yang melanda, dengan cara, warkop rejeki menjadi sebuah klinik pasien kejenuhan, sakit hati, dan kebosanan... disinilah mereka akan diterapi dengan tuak-tukak tadi. Pernah huhum juga ambil bagian dari agenda penting warkop, yaitu “tanggap warso warkop n rejeki tato”, dimana acara diisi dengan bebakaran, musik musikan dan tato-taotan. Jelas huhum dan koplo sama-sama aktif, koplo aktif bagian dekorasi dan perihal teknis, boti si pemilik kafe tentunya aktif dengan anggaran, nah huhum aktif memikirkan mekanisasi segalanya, terutama mekanisasi perihal pangan, huhum mengerjakan bumbu mendoan dan menggorengnya sendiri, ia juga memimpin massa tato dalam aksi pembakaran jagung, dan yang tak diragukan lagi, disinilah terjadi proyek kolaborasi pertatoan untuk pertama kalinya di komunitas gento. Melalui ini pula huhum lebih aktif menulis kegiatan-kegiatan dunia pertatoan.

Koplo belajar mentato sok rajin, huhum belajar menulis sok cerdas, koplo mentato, huhum menulis, begitu seterusnya. Tapi mereka lebih sering, dipertemukan dalam kegiatan yang berbeda, mentato dan menulis, ah entah dan kegiatan ini selalu diakhiri dengan sebuah diskusi. Mereka asyik didalam-nya tapi anehnya yang mereka diskusikan bukan tato, tapi perihal sejarah, agama, politik, dan isu terhangat... dalam hal ini mereka benar-benar sok.... sebut saja pemaknaan, persepsi, ironi atau malah apriori sampai singular.

Huhum pindah, koplo juga pindah, koplo pindah studio, huhum pindah rumah. Studio baru, tahun ajaran baru, datanglah waktu yang kemudian mereka berjabat tangan sebagai simbol bahwa saudara lahir dari sebuah kebiasaan, minat, pertemuan, dan kejadian-kejadian yang terencana dan tak pernah terduga sekaligus. Di studio baru, disinilah berbagai hari mereka lewati bersama, lebih dari itu di luar studio, di kontrakan, di acara, di pertemuan, rapat-rapat, musik pameran atau liburan mereka habiskan bersama.

Tidak selayaknya sahabat, mereka terpaku jauh, huhum masih 22 tahun dan mahasiswa, koplo 31 satu tahun dan seorang suami. Partner? Ya itulah yang paling mending, tidak juga, kakak adik boleh, bapak anak bisa, tapi mereka berdua ini adalah sama-sama penggiat tato, yang jika dalam kesempatan bertemu mereka lebih tertarik untuk tak membicarakan tato. Kemudian terciptalah sebuah cerita yang berlatar di sebuah studio :

Huhum : “di dunia ini ada sesuatu yang memang tak perlu untuk di ceritakan, dijelaskan”

Koplo :  “teruslah berjuang nak”, “dinten minggu tutup”, “urip urop”

Huhum : “ bisakah kamu untuk bilang tidak”

Koplo : “bisakah kamu berhenti bicara”

Huhum : “ kangmas”

Koplo : “aduh eh sori, ah gak jadi, eh aku bisa minta tolong”

Huhum : “kasihan pak koplo, duh jangan-jangan....”

Koplo : “ho’o yo???”

Huhum  “candu kelir, makaryo makarti”

Koplo : “nangis, matahari”

Huhum : “kamu punya kuas, kamu punya warna-warna, kamu dapat melukis surga, dan masuk kedalamnya”

Koplo : “kaca kata”

Huhum: “matahari aja, tapi di pisah ya? Jadi mata - hari"

Koplo : Ooooooh...... oke lets go”

 “lelaki itu menggambar matahari di telapakan tangan, menggunakan ujung jari, pada gelap malam hari”

  
Katalika!!! Ya, katalika berasal dari bahasa sansekerta yang berarti tiba-tiba, tiba-tiba saja membuat gambar tato matahari, berikutnya merencanakan untuk membuat tato dari kutipan Nikos Kazantzakis”


"Apa bedanya tiba-tiba dengan terencana? Tiba-tiba seperti ilham, rencana itu kelanjutan dari tiba-tiba, jadi apa yang ada di dunia ini pada dasarnya adalah rencana yang datangnya tiba-tiba"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar