Minggu, 07 September 2014

Sandai Santai | Sangkakala


Tidak ada patokan waktu yang jelas bagaimana saya telah dibaptis sebagai ‘macanista’, tiba-tiba saja di suatu petang saya harus rela melarikan diri dari kamar mandi untuk merangkum pikiran saya selama seminggu, lalu saya meloncat! Mendobrak pintu yang setengah terkunci, bergegas mengobrak-abrik isi almari, dan kini telah saya dapati sekeping album bertitle HEAVYMETALITHICUM besutan SANGAKAKALA, bajingan!!! Saya keranjingan.

Di awal tahun 2012, saya mendapati obrolan, “ada Sangkakala? Sangkakala main pukul berapa? Ayo bergegas! Jangan sampai ketinggalan”, begitu ucap karib saya. “What sangkakala? Grup musik macam apa?” Saya kembalikan tanya. Itu kali pertama kencan saya gagal hanya karena pementasan band rock kabupaten bernama Sangkakala. Lama berselang, saya baru benar-benar ‘Ngeh’ di awal tahun 2013, waktu itu saya turut andil di event Ducati Auto Week, kebetulan sangkakala turut mengisi. Bergabung dalam euphoria, saya memilih di barisan penonton paling depan. Wah!! Jadilah sadar bahwa saya orang paling celaka, bagaimana mungkin? karena terhitung dari tahun 2009 saya hadir di Jogja telah melewatkan band semacam ini, namun kecelakaan itu juga sekaligus keberuntungan saya, semenjak panggung itu saya merasa berani bangga berucap “ hidup saya beruntung, rock still live, rock tetap bergema bro!!” akhirnya saya tak harus lagi menantikan panggung band semacam, Kidnap, Kaisar, Power Metal, juga daftar lain punggawa rock era 90-an”

Keberuntungan saya berlipat ganda, Sangakakala masih konsisten hadir di panggung-panggung seputaran Jogja, dari acara pameran,  gigs,  acara clothing, acara kustom, juga barangkali acara nikahan. Melewati panggung kedua, panggung, ketiga, sampai panggung sekian, saya mulai terbiasa membaca, maka Huhum membaca Sangkakala.

Sangkakala adalah band dengan formasi yang terdiri dari Baron Capulet Araruna sebagai ahli urak-kan, Rudy Atjeh sebagai pembetot bass, dan Ikbal Lubis penyayat gitar, dan tukang pancal drum bernama Tatsoy. Mereka sering menyebut diri mereka sealiran Heavy Metal, bisa juga Rock Kabupaten, atau apapun bebas menyebutnya. (Bajingan! sejujurnya saya kesulitan meneruskan tulisan ini, karena mestinya kalian memang wajib menyaksikannya). Beberapa dari mereka adalah para perupa yang aktif di berbagai kegiatan pameran Seni Rupa, ini terbukti dari sajian artwork mereka dan proses kreatif mereka dalam menjunjung harkat, derajat, dan martabat sebuah band. Mereka pernah juga nampang di kemasan katalog Biennaele Jogja X 2009, yang lain presentasi proyek kreatif sepuatar kostum panggung yang mereka pakai. Yang seharusnya tak terlewatkan adalah menyaksikan aksi panggung mereka, di setiap panggung mereka siap menghadirkan waktu kebaruan bagi pemirsa, kembang api, humor dan cita rasa lokal adalah paket yang ditawarkan Sangkakala.

Dalam praktik kemusikan-nya, memungkinkan adalah sikap keterbukaan segala tentang Sangkakala, yang paling dapat dipastikan adalah Sangkakala sarat akan iconic semodel Macan, filosofi macan apa yang mereka maksud?. Multitafsir memang, barangkali mereka ingin mengutarakan tentang kekayaan fauna negara kita yang semakin waktu kian memperihatinkan, sebagai contoh Macan Jawa yang tinggal mitos, atau nasib Macan di kebun binatang yang beberapa waktu banyak yang mati hanya karena masalah kurangnya pemeliharaan, bisa jadi macan adalah simbol agresifitas, semangat, kejantanan, atau bisa juga mereka hanya mengidolakan macan semata, karena mustahil jika mereka mengidolakan para anggota dewan atau pegawai negeri sipil. Kemudian ‘Macanista’ adalah sebutan teman-teman yang mendukung aktifitas musik mereka, bagi mereka istilah penggemar tak lain hanya sebuah ilusi, saya sendiri macanista, macanista bisa juga berarti siapapun penikmat karya mereka, konyolnya saya merasa diri saya sebagai fans mereka, hahaha...

Lalu kita akan mengorek-orek syair, bagi kalian yang merasa nakal dan tidak katam-katam, kalian harus mendengarkan lagu K.A.N.S.A.S, ini adalah model singkatan/akronim yang ngetrend era 90 an, seperti Power Slave dengan ber 217 an (maksudnya berdua satu tujuan), lalu KANSAS adalah Kami-Anak Nakal-Suatu-Saat-Akan-Sadar. Menggelitik memang, kita jadi bernostalgia era musik rock mengibarkan bendera, kita akan akrab dengan misal ARDATH : Aku-Rela-Diperkosa-Asal-Tidak-Hamil.  Di dalam lagu Kansas saya ingat nuansa band punk asal Malang bernama Begundal Lowokwaru, mereka dengan bebas berbicara apa adanya, sebuah kejujuran yang mestinya memalukan, namun ini adalah sebuah pengakuan yang patut di apresiasi, kenakalan semestinya merupakan sebuah kewajaran, bukan perihal yang harus dihindari, jadi semacam proses hidup, nakal adalah aktivitas yang memang harus dianut, dalam Kansas akan dimisalkan dalam beringasan, durjana, bajingan, persetan, dan semacamnya, memang demikian aktifitas yang mewakili anak muda bukan?. Tapi yang menjadi pelajaran penting adalah, dalam lirik terakhir (sama dengan judul), “.....kami anak nakal suatu saat akan sadar....”, pikirkan kembali baik-baik kalimat itu, sebuah kesadaran akan timbul buah dari penyimpangan, jadi seseorang diharapkan harus sadar setiap waktu, bayangkan saja misalkan bagaimana bisa kita dapat memahami sebuah kesadaran sebelum kita melakukan aksi ketidaksadaran, lalu dengan lagu ini berarti bentuk edukasi secara nyata, praktek langsung untuk memahami dosa semacam a,b,c,d, dan di luar itu adalah kebaikan. Nah jadi dengan Kansas, ada sebuah kelegaan yang dimana mereka (yang) sejauh ini ‘meresahkan’ akan tiba saat nanti dalam kondisi baik-baik saja, tapi pertanyaan-nya adalah akan jadi apa yang sejauh ini tak pernah nakal? hoho. Ada juga tentang gemah-meriah kultur pertunjukan Tong Setan, sebuah bingkisan aksi kenekatan dalam mewakili reka adegan bertajuk ‘kehidupan’, “oh yes! life is so hard beibeh”, mestinya siapapun akan gila untuk sebuah pertunjukan hidup, jika memang pertunjukan Tong Setan berakhir menjadi buah kagum-tegang pemirsa, itu hanya bonus disamping perjuangan dari cara bertahan, oli murahan dan rawan kecelakaan tak menjadi apa, kan “this is life, everyone must struggle!”. Dan yang menjadi anthem macanista adalah lagu berjudul sangkakala, ini adalah lagu wajib paskibraka (Pasukan Bendera Sangkakala), SPG (Sangkakala Promotion Girl) masih banyak lainnya, jika kalian telah mendengarkan judul ‘sangkakala’ lunas sudah perkenalan dengan band nakal satu ini. Dilanjut dengan Rock Live At Roller Coaster, Gangbang Glamrock, Heavymetalithicum, Hotel Berhala, Kawan X Lawan adalah lagu yang seharusnya anda dengarkan dalam kesempatan hidup yang hanya sekali saja.

Duh Gusti!!! Saya tak merelakan berpanjang-panjang dalam hal Sangkakala, karena Tuhan sengaja menciptakan mereka agar kita geleng kepala! Disamping itu saya mengakui bahwa saya sendiri kuwalahan menuliskannya.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar