Tapak tilas perjalanan musik Kenny Prehara terangkum
dalam berbagai nada, salah satu-nya adalah ‘Bujang Kelana’, sebuah dokumentasi
perjalanan musik yang ia amini sebagai konten hidup. Kini Kenny dikenal sebagai
gitaris band Dharma, instruktur gitar di lembaga kursus ‘School Of Rock Ahmad Dhani’, tercatat sebagai mahasiswa
Magister Jurusan Penciptaan Seni di Kampus Institut Seni Indonesia Surakarta,
juga aktif di berbagai proyek musik baik di wilayah kebudayaan maupun komersial.
Patut diakui, Kenny adalah satu
dari sedikit musisi berdomisili Yogyakarta yang telah membuktikan konsistensi-nya
dalam bemusik. Dimulai dari 1998 ia mulai mengamen di seputaran terminal
Penggaron juga berbagai perumahan di daerah Semarang, kota kelahirannya. Memori
tersisa di kepala saat itu “aktifitas mengamen cenderung memaksa, bukan
menghibur” ungkapnya. Kemudian tahun 2000 ia hijrah ke kota Yogyakarta untuk
keperluan studi. Tinggal di Jogja, Kenny mendaftar di Anima Musik Indonesia,
menghabiskan satu tahun belajar gitar klasik. Tahun berikutnya terdaftar
sebagai mahasiwa di jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri
Yogyakarta. Kiprahnya di longgarkan dengan berbagai aktifitas musik baik kampus maupun non kampus,
diantaranya bergabung dengan band Equinok, andil panggung di gelaran Indonesian
Open Jazz di Institut
Musik Daya Jakarta 2003, bergabung dengan Sepoi-sepoi ala humor menjadi finalis ajang
pencarian bakat TPI bertajuk Audisi Band Gelo, tergabung UKM Musik Sicma UNY, sempat
bermain di UNY Orcestra, kelompok musik Ansemble Gitar UNY. Menjejak 2006 menjalankan
tour di Sumatera bersama band KKHH asal Surabaya. Di 2008 mondar-mandir Jogja-Bali kembali mengamen. Turut dalam proyek kolaborasi pertunjukan
lintas negara “Just Waiting” Papermoon Puppet Theatre, menyajikan musik bersama Carla Ori
(Australia), hadir sebagai musik
pengiring Popocatepetl Migel Escobar. Bergabung dengan Dharma, menyeleseikan
studi 2009. Bersama Dharma menelurkan album kompilasi LA Light Indie Fest Volume 4. Bertahan dengan Dharma kini
telah menyangking portofolio album berjudul “Randevu” dirilis pada 2012.
Selama periode 2008 berlangsung,
Kenny menyempatkan waktu untuk menggarap proyek pribadi, boleh dibilang gagasan kreatif pada waktunya. Ia melakukan
perjalan mengunjungi berbagai penggiat musik di seputaran jogja, ia bermaksud belajar, dan dalam waktu bersamaan
membuat kolaborasi musik. Namun
baru 2015 ini tercetus nama ‘Bujang Kelana’ untuk mewakili pengembaraan musik
tersebut. Bujang Kelana
merupakan sajian hiburan dengan motif edukasi, berisi berbagai sudut pandang,
pendapat, dari berbagai musisi, lintas genre juga instrumen. Bagi Kenny “banyak sajian hiburan
berkaitan dengan hobi,
suatu contoh olahraga atau kuliner, terdapat variasi kemasan didalamnya, namun
di wilayah musik kemasan
berupa ‘proses’ masih minim, sejauh ini banyak musik dihidangkan dalam
pertunjukan, lebih tepatnya ini gambaran di balik panggung musik dengan mengenal sosok penggiatnya secara intim, juga kita mendapat
informasi musik yang sekaligus bisa di praktikkan”.
Di berbagai perjalanan Kenny menemukan hal yang baginya menarik “dari berbagai narasumber, dengan pertanyaan yang sama didapati jawaban
yang berbeda-beda,
tentang makna atau peranan musik yang mewakili kehidupan mereka”. Melalui Bujang Kelana Kenny merangkum dengan cara asik, Bujang Kelana hadir sebagai saluran tayang di media sosial Youtube, lewat akun pribadinya. Dari perjalanan yang sudah ia lakukan kurun waktu 2008, sudah
mencicil sebanyak 11 narasumber, diantara Maga Siregar (Gitar Blues), Sodiq Wardiyo (Gitar Jazz), Dwi Nugroho (Banjo Country), Gilang (Gitar Klasik), Halim Budiono (Gitar
Metal), Maddy
Macfarlane (Gamelan), Punjul
Wahyu (Bass Jazz), Rio
(Gitar Dangdut), Agustinus
Belbu (Gitar Kroncong), Via
(Recorder Guru musik), Wiwid
(Keyboard Jazz). Terhitung
bulan Mei, video akan diunggah dan dipublikasikan secara berkala, juga besar
kemungkinan untuk mengajak kita menuju perjalanan lain. (Huhum Hambilly)
Bujang Kelana Series
Berlangganan Bujang Kelana di sini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar