Barang seminggu banyak menghabiskan waktu bareng mas Rabu.
Yoi! kami bermaksud menggelar acara bertajuk "Peluncuran & Bincang
Buku "Perahu Napas" karya Rabu Pagisyahbana, 15.30, 8/6/15 di Warung
Ngopi Bjong". Secuil malam kami neng-nengan (saling diam). Sebenernya
bakal acara macam apa kita ini ? Gaya-gayaan kah, mungkinkah sastra? Sastra
underground gitu? Ternyata mas Rabu sudah tertidur, dimabuk konsep.
Hoyai ini update pengakuan, jujur saya tidak bisa menikmati
(membaca) puisi mas Rabu, ini teks tidak enak dibaca, namun di lain hal, ketika
mas Rabu mendapat kesempatan membacakan puisinya, anehnya saya dapat menikmati,
apa ini berarti puisi hadir sepaket dengan penulisnya?. Cukup bernyawa ketika
teksnya di hadirkan bersama musik, ada dari kelompok musik Kopibasi, cek lagu
'Doa Ketika Bepergian' yang pada kemudian secara tidak sadar telah menjadi lagu
bersama sebuah komunitas yang ia giatkan, yaitu: ngopinyastro, ada judul lain
seperti 'Ayun Kapak Bapak' yang memang lebih enak hadir bersama musik. Belum
cukup itu, di kubangan lain tepatnya di Komunitas Sanggar terkam 28, puisinya
juga hadir dalam lagu, judulnya 'perahu napas' garapan Bawah Tangga. Bolehlah kalau
bilang puisi-puisi rabu merupakan barang setengah jadi, untuk di olah siapapun.
Puisimu kayak kain ya kangmas.
Di wilayah komunitas Ngopinyastro bentukannya bersama Akid,
FJ Kunting dan teman-teman, barangkali rabu adalah yang terhormat, oleh sebab
sikap secara personal, puisi, diskusi, juga panggung, oh ketambahan "karya
rabu memiliki kedekatan emosional dengan orang disekitarnya, inilah yang
menjadikan karyanya lumayan diapresiasi. Di pelacuran puisimu nanti ijinkan
saya mengajak orang-orang lain untuk turut mengapresiasi. Inilah kerja tiga
tahun mas rabu yang sesungguhnya belum jelas hasilnya. Pada kesempatan ini, di
gelaran puisi kita menghadirkan banyak pihak mas!!!! bersiaplah untuk berjumpa
dengan segala kemungkinan, yang tidak jelas atau terburuk sekalipun. Hormat
untuk kangmas.
-Maulana Ilham Al-Anshory-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar