Selasa, 27 Agustus 2019

Mister Cartoon, Pahlawan Lowrider

Seniman jalanan bisa menemukan caranya sendiri untuk menjadi terkenal, dengan karya yang terpampang di papan iklan film, mobil kustom dan video game. Dia menyebut produk-produknya sebagai “street cred” yang merupakan budaya tandingan keren.


Mister Cartoon memandang sisi kosong di sebuah mural raksasa dan mengocok kaleng catnya. Suara cat aerosol mendesis di udara. Dengan beberapa gesekan dari tangan berototnya, sebuah gambar mulai terbentuk, sebuah gerombolan awan badai yang berkumpul di atas tongkat lap windex bewarna biru. “Jika aku tahu Polisi bakal datang untuk menangkapku, mungkin aku bisa menyelesaikan semuanya dalam satu jam,” candanya.

Cartoon berdiri tegak di puncak tangga di depan kanvas berukuran 14x48 inch di studio besarnya, di jalan buntu, area dekat perkotaan melewati daerah Skid Row, Los Angeles. Pekerjaan yang sedang dilakukannya saat itu sangat sulit dimasukkan dalam kategori vandalisme. Papan iklan tersebut merupakan pekerjaan dari Universal Studios untuk promosi film waralaba terbaru tentang balap jalanan, Fast & Furious.

Sosok Cartoon tampil kekar, dengan rambut dicukur pendek dan tato ala gangster yang mewarnai lengan bawah hingga leher, telah menjadi salah satu pembuat gambar terlaris untuk korporasi di Amerika. Dia menempatkan diri untuk ‘menjiwai’ produk-produk, bahkan selebritis – dengan street cred lewat kontra budaya yang keren.

Mister Cartoon lahir dengan nama Mark Machado (namun nama ini tidak disukainya), mengakui kalau dia setuju perbuatannya yang suka mencorat-coret dinding dianggap sebagai kriminal. Dia adalah sosok besar di kalangan Lowrider—seniman tersebut mempunyai 11 mobil kustom khusus kontes yang berkualitas tinggi. Kemampuannya untuk menciptakan gambaran yang meliputi gangster Chicano dan budaya Lowrider, 70’s New York Graffiti dan Japanimation telah membuat Cartoon menjadi seniman terkenal sebagai perancang mobil kustom, ilustrator dan desainer pakaian.

“Ini pastinya merupakan sebuah kemajuan melihat karyamu sendiri di papan iklan besar,” Cartoon mengatakan. “Berkerja dengan agensi desain, mendesain mobil dan mengonsepnya, ini adalah jalan panjang dari ayahku untuk memberi tahu cara mendapatkan pekerjaan bagus.” Desain grafis, ilustrasi dan karya seni milik Cartoon juga telah digunakan sebagai senjata visual kepada pemirsa lewat kultur pop.

Cartoon memasukkan cita rasa ala gangster melalu video game yang laris manis Grand Theft Auto: San Andreas. Dia mendesain pakaian untuk perusahaan termasuk Levi Strauss, Stussy, Vans dan Supreme. Dia mendesain ponsel cerdas T-mobile sidekick yang dikustomisasi. Dia juga melakukan pekerjaan detail untuk konsep mobil Scion. Pada tahun 2005, Nike mengontrak Cartoon untuk menciptakan edisi terbatas dari Air Force 1 dan Cortez Shoes.

“Popularitasnya didapatkan dari kualitas estetika yang dia ciptakan, bukan sebaliknya,” kata produser film Brian Grazer, yang merencanakan film berdasarkan kehidupan Cartoon. “Dia tidak berubah, dia masih cadas. Dia semacam penjaga gerbang di dunia seperti itu.”

Aaron Rose, sosok penting di dunia seni bawah tanah dan salah satu sutradara dalam dokumentasi seni jalanan Beautiful Losers telah menunjukkan karya kreasi Cartoon di tiga pameran. Dia mengatakan identifikasinya dengan korporasi besar dan berpengaruh telah membantu membedakan dirinya dari artis jalanan yang hanya ingin terlihat keren.

“Perusahaan-perusahaan pakaian terkenal mengajak kerja sama dan mempromosikan idenya adalah langkah besar untuk naik dari dunia bawah tanah,” Rose mengatakan. “Nike adalah perusahaan besar, dia mendapatkan 5 juta lebih penggemar baru. Ini memberikan Cartoon status sebagai selebritas kultus.”

Mister Cartoon tumbuh di San Pedro, anak dari kelas pekerja yang mempunyai toko cetak. Ketika muda, dia sempat tertarik dengan geng yang dia deskripsikan sebagai Knuckleheads and Sickos (bodoh dan psikopat) tetapi dia berhenti ketika mendaftar sebagai anggota geng. “Aku telah dipengaruhi oleh budaya gangster secara dekat dan pribadi dari usia muda,“ Cartoon mengatakan. “Ketika orang tuaku bekerja, aku membuat masalah di jalanan. Aku bisa saja dipenjara atau dibunuh.”

Ketika Cartoon masih remaja, gayanya dipengaruhi dari grafiti-grafiti berbentuk kata yang abstrak, berwarna cerah yang biasanya dia temukan di kereta bawah tanah New York. Ketika dia masih umur 17-an, kepolisian menuntutnya 30 ribu dolar dengan alasan vandalisme. Seniman—yang menambahkan labelnya sebagai Cartoon dengan kata Mister dengan tujuan dilihat sebagai orang dewasa – ditangkap sebagai pelaku di bawah umur. Dia menghindari pergi ke penjara anak-anak dengan mengaku bersalah.

Cartoon masuk ke dalam masa percobaan dan didenda sebesar 3.000 dollar. Di era tersebut, pelaku vandal graffiti remaja bertanggung jawab untuk membayar 1/10 kerugian dari yang diakibatkan. Cartoon membayar hampir setelah hukuman disahkan, ketika dia mendapatkan pekerjaan pertamanya: membuat mural untuk sasana Tinju. “Aku menggunakan grafiti untuk membayar utang akibat hukuman grafiti,” kata Cartoon sambil tergelak. Tapi beberapa bulan kemudian sang seniman sudah kehilangan ketertarikannya untuk menciptakan graffiti liar.

Melalui ketidaksengajaan, seorang fotografer dari majalah Car and Driver menawarkannya untuk membuat grafiti ala geng buat latar belakang untuk sesi pemotretan, ini menjadi portofolio Cartoon yang pertama. “Seseorang berhenti di SMA San Pedro dan mengatakan, ‘Hey siapakah seniman grafiti terbaik di sini? Aku punya pekerjaan untuknya mengerjakan sampul majalah’,” Cartoon mengingat.

Terobsesi dengan budaya mobil, Cartoon mulai melakukan pengecatan airbrush untuk t-shirts di pameran mobil kustom dan sedikit demi sedikit mengerjakan lukisan mural di pintu mobil dan kap mobil.  Pada umur 20, dia mendapatkan pekerjaan sebagai ilustrator di majalah Hustler dan setelah itu melakukan pekerjaan sebagai pelukis sampingan komik cabul, lalu menjadi desainer sampul album musisi  hip hop Southland.

Terobsesi dengan budaya mobil pada 1992, dia bertemu Estevan Oriol, manajer dari trio Cypress Hill. Mereka menjadi teman ketika Cartoon sedang mendapatkan banyak sekali pesanan tato-tato. Oriol meyakinkan Cartoon kalau seni tato dapat menjadi seni yang utuh dari apa yang sudah dia lakukan. Sang manajer mengontrak Cartoon untuk menciptakan sampul album buat Cypress Hill dan membawanya ke dalam tur dengan grup yang suka pesta.

“Aku membiarkan dia mentato diriku,” kata Oriol. “Aku menunjukkan kepada teman-teman dari Cypress Hill dan meyakinkan mereka untuk mendapatkan tato juga. Ketika kita melakukan tur dengan Goodie Mob atau Outkast, aku selalu bilang, “Cobalah ditato sama kawanku satu ini.”
Karya tato yang akhirnya memberi dia reputasi adalah yang dibuat untuk Eminem. Pada tahun 1999, kurang dari 5 tahun setelah tato pertamanya yang berupa senapan api, Cartoon melukis pemandangan kota pada tangan kiri atas sang superstar. Ia terima kasih kepada popularitas dan pengaruh dari Eminem pada saat itu, bisnis Cartoon menjadi titik puncaknya untuk mulai dikenal oleh  masyarakat.

Cartoon telah menggambar desain-desain warna hitam telanjangnya (menggunakan gaya seniman tato penjara, dia tidak pernah menggunakan tinta berwarna) kepada artis Pop Who’s dan atlet basketball. Termasuk penyerang Utah Jazz Carlos Boozer. Bayaran minimalnya adalah 1000 dollar setiap sesi. “Jika kamu menanyakan harga, kamu tidak bakalan bisa mendapatkannya,” kata Cartoon. Walaupun dia menolak untuk ditanyakan berdasarkan harganya, tato skala besar seperti angka “50” yang pernah dia gunakan pada punggung dan bahu rapper 50 Cent dikabarkan bertarif dengan harga 20.000 dollar.

Pada tahun 2002 saat pembuatan film “8 Mile”, Grazer seorang wakil ketua dari rumah produksi Imagine Entertainment mengingat bahwa dia mendengar Cartoon dari Eminem. Dia mengunjungi ke studio tatonya, dan dengan kesan pertama yang baik, Grazer membuat kontrak untuk membuat film biografi dengan judul tentatif Ink dia juga mengontrak Cartoon untuk menjadi produser eksekutif dengan judul Lowrider.

“Dia memiliki penggemar bawah tanah yang banyak,” kata Grazer. “Aku menyukai karyanya baik tato, mobilnya, rincian gayanya. Dia itu cerdas dan asli. Kisahnya itu menarik.”

Tetapi, Nike, sempat menolak ketika Cartoon memberi proposal buat mendesain produknya pada 2004. “Ini membutuhkan waktu setahun untuk meyakinkan Nike, melalui proposal dan pertemuan yang banyak.” Cartoon???... dia kan tukang tato, apa yang dia tahu tentang fashion? ingatnya mendengar dari perwakilan Nike. ”Aku tidak menganggapnya hinaan, aku cuma bekerja secara multitasking, aku berpikir: ‘jangan terlalu fokuskan semua tenaga di satu tempat saja.’”

Sang seniman berteguh, sekarang sneaker edisi terbatas yang dia desain saat berkolaborasi dengan Lance Armstrong terjual ratusan dollar di atas harga retail. Nike akhirnya suskses merilis edisi terbatas dari desain ulang Air Force 1 sneakers (seperti model yang dia taruh gambaran tengkorak, sarang laba-laba dan tulisan ‘L.A.”) termasuk “keluaran yang paling diminati dalam sejarah.”
Dalam menjaga citranya sebagai pahlawan untuk kaum Lowrider, Cartoon mengendarai mobil yang dikustom, Chevy Impala keluaran 64, dari Skid Row menuju Sunset Trip untuk pembukaan menuju billboard Fast & Furious.

Sesampainya di sana, si seniman menekan tombol untuk membuat bagian depan mobil naik dan turun dengan gas spring hidrolik sebelum fotografer, reporter dan kameramen berkumpul untuk mengabadikan.

Michel Moses, wakil presiden eksekutif dari pemasaran dan publisitas Universal Pictures mengatakan, studio mengontrak Cartoon yang mereka deskripsikan sebagai “seniman graffiti terpenting di kota ini,” untuk menciptakan papan iklan dengan tujuan menghubungkan kembali Fast & Furious dengan budaya jalanan asalnya.

Studio memberi Cartoon kebebasan yang tidak biasanya untuk menggambarkan adegan penting dan kendaraan di dalam film yang dirancang dengan visual yang menjadi ciri khasnya: ada mobil-mobil macho muscle,  femme fatale (istilah buat perempuan yang cantik tapi berbahaya), tengkorak dia de los muertos (perayatan hari kematian Meksiko) dan nama film yang dirancang dengan font gothic gangster.

Baik seniman ataupun studio akan mengomentari harga buat mural. Seniman graffiti lokal Revok dan Toomer ikut membantu Cartoon membuatnya.

Papan iklan tersebut adalah pekerjaan di dunia perfilman kedua untuk si Cartoon. Dia mendirikan namanya di dunia perfilman sebagai seniman handal tahun lalu dengan poster yang mengikutsertakan Al Pacino dan Robert De Niro di drama kriminal berjudul “Righteous Kill” – sebuah gambar memberi kesan akan kertas koran, poster orang buronan dan grafiti stensil.

“Dia serius termasuk satu grupnya,” kata Peter Adee, presiden pemasaran dan distribusi untuk rumah produksi Overture, yang menyewa Cartoon untuk mendesain poster “Righteous Kill” dan Estevan Oriol yang memfotonya. Mereka mencoba untuk mendapatkan ide sekomersial mungkin tanpa harus menjual seninya. Mereka melakukan produksi gambar-gambar secara besar-besaran, tetapi pada saat yang bersamaan tidak melakukan homogenisasi. Mereka tetap mempertahankan seni dan akar muasal mereka.”

Mister Cartoon, seorang suami memiliki 4 anak, melacak kesuksesan personal dan profesionalnya kepada pengalaman yang dia alami pada 1997 ketika dia memutuskan untuk berhenti minum dan mengkonsumsi obat-obatan yang dia sukai setelah beberapa tahun ikut tour dengan Cypress Hill. Seorang kawan dari dunia tato, Baby Ray, membantu Cartoon meningkatkan teknik mentatonya sekaligus menyediakan bantuan berupa tuntunan spiritual dan didikan keras.

“Aku tidak mengharapkan penghargaan, roti biskuit ataupun pujian,” kata Cartoon. “Aku  memutuskan untuk mengubah hidupku dan menolong keluargaku.” Keputusan itu menghasilkan kejelasan untuk mengejar ambisinya. Tetapi mengetahui sang seniman berniat untuk melakukannya, diperlukan juga peraturan yang harus diikuti agar bisa berhasil.

“Apakah aku berbakat atau bertalenta?” Cartoon mengatakan “Tidak. Aku mendapatkan semuanya melalui kerja keras. Melalui menghormati orang tua. Dari nasihat orang lain, dari berlatih ketika semuanya sedang tidur. Aku telah menemukan sesuatu yang aku sukai dan aku latih tiap harinya.”












Kamis, 25 Juli 2019

Mengenal Robert Williams, Bapak Seni Lowbrow

 Robert Williams, di usia kepala 5

Robert L. Williams, kerap ditulis Robt. Williams lahir pada 2 Maret 1943 di Albuqueque, New Mexico, Amerika, adalah seorang pelukis, kartunis, dan pendiri majalah Juxtapoz Art & Culture. Williams adalah salah satu dari kelompok seniman yang memproduksi Zap Comix, bersama dengan kartunis underground lainnya, seperti Robert Crumb, S. Clay Wilson, dan Gilbert Shelton. Karya seninya menjadi khas lantaran campuran dari budaya mobil California, apokaliptisisme sinematik, dan film noir, di mana turut memberi kontribusi dalam menghadirkan gaya baru seni psikedelik.

Masa Kecil dan Pendidikan
Robert L Williams lahir dari pasangan Robert Wendell Williams dan Betty Jane Spink. Saat kecil Williams telah menunjukkan minat pada seni, seperti gambar cat air dan lukisan. Dia pernah masuk ke akadami militer Stark saat kelas satu. Mungkin pengalaman itu menjadi alasan kekagumannya pada benda-benda perang dunia pertama, ia mengoleksi Pickelhaube (Helm Perang) Jerman, di masa tuanya kelak.
Komik karya Robert Williams yang dilelang mahal

Kecintaan lain yang tertanam pada Williams ketika masih kecil adalah tentang budaya mobil. Ayahnya memiliki Parkmore, sebuah restoran drive in yang memiliki layanan antar dan sering dikunjungi mobil hot rod. Williams sendiri memiliki mobil pertamanya berupa Ford 34, coupe, 5 window, saat berumur 12 tahun, yang merupakan hadiah dari ayahnya. Referensi dari lingkungan masa kecilnya bisa dilihat melalui karyanya, termasuk juga di mobil hot rod kostum miliknya.

Kehidupan keluarga Williams sering mengalami guncangan semenjak orang tuanya menikah sebanyak 4 kali dan ia sendiri sering berpindah-pindah antara rumahnya di New Mexico dan rumah ayahnya di Montgomery, Alabama. Perceraian terakhir orang tuanya terjadi pada 1956 ketika Robert berumur 12 tahun, ia memilih tinggal bersama ibunya di Albuquerque. Masa mudanya dihabiskan secara nakal dan hanyut dalam dunia mobil hot rod, bermain High Jinx dan geng-gengan yang membuatnya dikeluarkan dari sekolah negeri saat menginjak kelas 9.

Dalam percobaan untuk menghindari penjara dan kenakalannya, Williams pergi ke L.A pada 1963. Di sana dia menikmati budaya hot rod dan mendapat sekolah seni murah di Universitas Los Angeles sekaligus bekerja di lembaga koran sekolah, The Collegiate, sebagai ilustrator. Di sanalah dia bertemu Suzanne Chorna yang kelak menjadi seorang istri.
Tiga tokoh seniman Kustom Kulture, Von Dutch, Robert Williams, Ed Roth

Willams pindah untuk sementara di Institut Seni Chouinard di mana dia memulai dunia kerja dengan menjadi ilustrator di sebuah produk pakaian kelas rendah. Setelah menikah, Williams meninggalkan sekolah seni Tyranny dan menuju ke ranah profesional untuk bekerja. Sambil mencari pekerjaan yang cocok untuknya, Williams mendesain kontainer untuk perusahaan Weyehaeuser dan membuat karya desain untuk majalah Black Belt. Upaya tersebut merupakan langkah awal untuk menemukan pekerjaan impiannya pada 1965, yaitu bekerja bersama Ed ‘Big Daddy’ Roth yang terkenal dengan figurnya, Rat Fink.

Dunia Komik dan Karir Seniman
Pada akhir 1960-an, sambil melakukan tugas periklanan dan grafis untuk Roth, Williams juga menjadi pelukis minyak yang produktif. Di masa inilah dia mencipatakan lukisan-lukisan Super Cartoon miliknya termasuk Appetite for Destruction dan In the Land of Retinal Delight. Lukisan-lukisan ini diciptakan secara teliti dengan gaya old masters termasuk lukisan-lukisannya sendiri dengan teknis beragam lapis. Karya-karya ini terjual lumayan baik, tapi membutuhkan banyak waktu untuk membuatnya, bahkan sampai setahun untuk menyelesaikannya. Kebanyakan lukisan dikoleksi oleh patron Williams, James Bruckner Jr. dan dipamerkan secara permanen di Museum Movie World Cars of the Stars.

Ketika Studio Roth tutup, Williams bergabung dengan kolektif seniman ZAP Comix dan berkembang membuat gerakan non-konformis, anti kemapanan dengan sesama pemberontak lain seperti R. Crumb, S Clay Wilson, Spain Rodriguez, Rick Griffin, Gilbert Shelton dan Victor Moscoso. Pada tahun 1969, dia menciptakan karakter Comix bawah tanah yang berpengaruh di kemudian hari yaitu karakter anti-hero Coochy Cooty. Karyanya diterbitkan pada 1970 lewat Coochy Cooty Men’s Comics dan ZAP Comix #5, karakternya masih hidup hingga saat ini di lukisan Williams.

Banyak dari komik dan lukisan Super Cartoon miliknya dimasukkan dalam bukunya yang inovatif dan terkenal, yaitu The Lowbrow Art of Robert Williams, diterbitkan pada 1979. Judul buku ini bertujuan sebagai parlawanan atas ‘highbrow’ dalam dunia seni rupa yang tidak cocok dengan ideologi Williams. Pada tahun 1980 an Williams tertarik dengan gerakan punk rock yang terkesan liar dan menemukan audiens barunya. Karya Zombie Mystery Paintings tercipta di suasana klub-klub tengah malam dan ruang konser bawah tanah. Buku yang memiliki nama yang sama terinspirasi dan dipengaruhi dari banyak seniman yang mempunyai kesan energik, seksi, bersemangat dan sangat garang dimana berbeda 180 derajat dengan kerya seni yang eksklusif dan kaku pada saat itu. Karya-karya ini dikerjakan dengan cepat, menggunakan kanvas yang kasar dan dijual melalui sistem waiting list karena masalah permintaan. Ditambah dengan buku-buku tersebut, popularitas karya Williams telah berdiri di galeri-galeri avant-garde seperti galeri La luz de Jesus milik Billy Shire, galeri Zero One,  dan Galeri Tamara Bane.

Visual Addiction adalah buku lukisan Williams berikutnya. Karya-karya yang dihadirkannya lebih rapat dan mulai menampilkan latar belakang dan sketsa yang lebih detail. Buku ini juga memuat Manifesto Rubberneck Williams, yang menyatakan bahwa, "Sesuatu yang mati di jalan memerintahkan berbagi penyelidikan visual yang lebih konkrit daripada 100 Mona Lisa!" Williams menerbitkan beberapa buku lagi ketika karyanya dalam masa perkembangan konten, gaya, dan ukuran. Lukisannya berubah dari model zombie sex ke mekanika kuantum dan dalam pameran terjual habis di kedua ekposisi, sehingga permintaan akan karyanya bertambah dari seluruh dunia.

Dia turut mempengaruhi seniman lain dan memberikan ruang bersuara melalui publikasi seperti Art? Alternatives pada tahun 1992, dan kemudian Juxtapoz Art & Culture Magazine. Williams mendirikan Juxtapoz pada tahun 1994; majalah itu mendorong banyak seniman baru untuk bangkit dan terkenal yang akhirnya menjadi menjadi salah satu majalah seni yang paling banyak diedarkan. Pada tahun 1997 Williams melihat publikasi Retrospective Malicious Resplendence dan membuat pertunjukan tunggalnya di Shafrazi Gallery di New York. Dua pertunjukan berikutnya di Galeri menyusul, pada tahun 2000 dan 2003. Karya-karya tersebut kemudian diterbitkan di Through Prehensile Eyes pada tahun 2005.
Majalah Juxtapoz, didirikan Williams untuk mengakomodir seni alternatif, masih eksis hingga kini


Pameran tunggal berikutnya adalah pada tahun 2009, sekali lagi di Galeri Shafrazi; yang berjudul Conceptual Realism: In the Service of the Hypothetical. Sebuah katalog dengan judul yang sama diterbitkan. Pameran ini kemudian pindah ke California State University, Northridge, pada tahun 2010, di mana Williams berkesempatan melakukan tur karya, serta ceramah yang memberikan penjelasan gerakan seninya, Colloquial atau Exploratory Realism (Feral Art).

Pada tahun 2010, Williams disibukan dengan partisipasi di Whitney Biennial di Whitney Museum of American Art, New York, dengan merilis film dokumenter panjang tentang dirinya. Film itu berjudul berjudul Robert Williams, Mr. Bitchin dan ditayangkan pada 16 Juni 2010 di Museum Seni Los Angeles County, di mana ia menerima tepuk tangan meriah. Film ini diproduksi oleh Rhino Films and Foundation Films dengan mendokumentasikan kiprah dan popularitas Williams lewat budaya mobil dan gerakan komik bawah tanah.

Pada tanggal 9 Oktober 2010, Williams diberi penghargaan prestasi seumur hidup sebagai bagian dari Beyond Eden Fair di Hollywood. Lalu tahun 2011, Williams turut ambil bagian dalam Los Angeles Art Fair dan kembali menyampaikan ceramah lain tentang gerakan seni lowbrow. Karyanya juga termasuk dalam pertunjukan Two Schools of Cool di Orange County Museum of Art. Williams ikut berpartisipasi dengan seniman lain dari The Art Boys, mereka adalah rekan seperjuangan, seperti Gary Panter, Matt Groening, The PIZZ, Mike Kelley, Neon Park, dan Mark Mothersbaugh.
Karya gambar tentang dunia Hot Rod

Pada 2015, Williams mencapai usia 51 tahun. Ia teringat akan pengalaman menghadiri pameran Salvador Dalí tahun 1964 di Los Angeles Municipal Art Gallery, pada saat itu Williams berjanji suatu kelak karya miliknya juga dipajang di institusi yang sama. Visi ini baru direalisasikan dalam Robt. Williams: Slang Aesthetics  yang digelar dari 22 Februari hingga 19 April 2015. Pameran mendapat rekor pengunjung terbanyak, tercatat dilihat lebih dari 20.000 pengunjung. Pameran Robt. mempresentasikan lukisan dan patung dari yang lama hingga baru secara retrospektif, dan dicantumkan dalam katalog pameran kelompok bersama peringatan 20 tahun majalah Juxtapoz. Secara tematis, Williams menegaskan bahwa slang adalah bentuk komunikasi yang valid: "Sebenarnya, slang mewakili kebebasan dari beragam pretensi para seniman yang selalu ingin bertindak sesuka hati." Kini Williams tinggal di lembah San Fernando di California bersama istrinya Suzanne, yang juga seorang seniman profesional. Di waktu senggang, Williams juga piawai dalam mengendarai sepeda roda satu.
  Lukisan Robert Williams yang terkenal
 Lukisan khas Williams

Singgungan Budaya Pop dan Respon Kritikan
Robert Williams pernah diapresiasi pada 1991 oleh Red Hot Chili Peppers lewat lagu Mellowship Slinky In B Major di album Blood Sugar Sex Magik, dikutip dari lirik:

. . . Aku sangat cinta, ya, dengan seorang seniman. Imajinasi, dialah yang paling pintar. Robert Williams, goresan dan percikan, saya mendukung hal abu-abu Anda. Betapa benar hidup Raja-raja dalam gelanggang. Ini hanya beberapa hal favorit saya. . . .

Karya William dan Rat Rod kesayangannya ditampilkan dalam video musik untuk lagu Who Was in My Room Last Night?  dari album Butthole Surfers 1993 besutan Independent Worm Saloon.
 Karya Williams dijadikan sampul band rock legendaris Guns n Roses, sempat dicekal karena disinyalir amoral dan menyinggung kaum feminis


Sementara, keanehan Coochy Cooty,  kemunculan Oscar Wilde pada lukisan Leadville, lalu Appetite for Destruction yang menjadi inspirasi untuk sampul album Guns N 'Roses berujung kemarahan publik yang memaksa Geffen Records memindahkannya ke bagian dalam sampul album. Karya-karya itu menuai kontroversi. Berikut tanggapan Williams yang dikutip dari wawancara 1992:

Saya tidak percaya bahwa penggambaran perempuan saya sebagai bentuk dukungan atas penindasan mereka. Ini adalah hak artistik saya untuk membuat gambar-gambar wanita sebagai imajinasi saya. Ingat, saya dengan senang hati menerima sebutan ‘Orang Buruk’ untuk melanjutkan ekspresi saya. Dengan kata lain, tidak ada yang akan menghentikan saya dari melukis wanita telanjang ....
 Lukisan kontroversial menampilkan potret pengarang terkenal Oscar Wilde

Karya lukisnya sering disebut lowbrow art atau pop surrealism
Dari lukisan-lukisannya, Williams telah menyatakan, "Lukisan saya tidak dirancang untuk menghibur anda, mereka dimaksudkan untuk menjebak anda, untuk menahan anda sebelum mencoba untuk berpikir lewat elemen-elemen dari gambar yang membuat Anda berdiri di sana." Dari istilah ‘lowbrow’ sendiri, Williams dengan teguh membantah bahwa istilah itu dimaksud untuk mendefinisikan karyanya, ia mengatakan bahwa itu hanya digunakan dalam judul buku pertamanya The Lowbrow Art of Robert Williams.
Sering memunculkan kartun dan mobil


  Williams di bengkel kerja

"Tidak pernah ada niat untuk membuat judul buku saya menjadi nama gerakan seni, tetapi seiring waktu, yang tampaknya hal itu telah terjadi. " ungkapnya.  Dan sebagai penyokong kekuatan gerakan seni Lowbrow / Pop Surealisme, dia berkata,"Ini boleh disebut Lowbrow Art dan Pop Surealisme dan banyak nama yang berbeda, tetapi yang utama ini adalah seni yang liar. Ini adalah seni yang membangkitkan dirinya di hutan belantara." Dalam sebuah wawancara telepon tahun 2015 Williams menekankan,"Gerakan seni yang saya lalui adalah 'Colloquial' atau 'Exploratory Realism' ... 'Feral Art'. "

   Bersama koleksinnya, helm perang Eropa lawas

 Lukisannya kerap memuat kata-kata yang cukup ekstrim dan provokatif

Buku penting mengenai karya visual Kustom Kulture

Williams produktif dalam membuat buku

Bagian dari fase estetik dengan menampilkan latar lebih natural

Gaya ungkap lukisannya komikal

Di pameran retrospektif sekaligus merayakan ulang tahun majalah Juxtapoz yang ke-20

  Mobil Hot Rod terkenal karya Williams


Sabtu, 20 Oktober 2018

Ketika Manet Bertemu Monet


Manet menghabiskan musim panasnya pada 1874 di rumah sepupunya di Argenteuil dekat Paris. Ketika melukis bersama Monet dan Renoir, dia menciptakan karya-karya yang hampir impresionis, baik secara gaya atau subyek. Tetapi mereka tetap menjadi diri mereka sendiri: lebih solid, tidak begitu berkilau dan tidak begitu terobsesi dengan cahaya.
Daerah Argenteuil, dekat Paris, terhubung oleh sungai Seine.
Claude Monet telah pindah ke kota kecil Argenteuil  di Seine pada akhir 1871. Dia hidup disana selama 6 tahun, melukis lebih dari 150 kanvas dari pemandangan kota dan sungai secara en plein air (di ruang terbuka), menerapkan pewarnaan yang disandingkan untuk membuat efek khusus. Karya-karya ini sekarang termasuk mahakarya dari impresionisme.  Selama Monet mengerjakan itu, banyak seniman yang mengunjunginya, termasuk Renoir dan Manet pada 1874.

Walaupun Manet selalu menolak untuk memamerkan karyanya bersama dengan para impresionis, dia dilihat sebagai pemimpin mereka. Fakta kalau dia lebih mapan dan tua dari kebanyakan pelukis impresionis lainnya mengakibatkan sebagian hal tersebut. Manet meminjamkan Monet uang untuk membuat rumah di Argenteuil. Tetapi alasan sesungguhnya dari keunggulan Manet adalah dia yang pertama kali menghadapi prasangka zaman secara langsung, yang jarang dilakukan secara sukses oleh seniman lain. Dan gayanya berubah di pertengahan 1870-an berkat revolusi dari pelukis-pelukis muda.
Manet memang dihormati oleh para impresionis, ia tersohor sebagai tetua yang menginspirasi sifat radikal generasi setelahnya


House and Garden
Di tahun 1873, Manet melukis dua karya yang mengindikasikan bahwa gayanya berubah: On The Beach dan A Game of Croquet. Keduanya kurang memiliki kejelasan dan keluwesan yang ada di karya sebelumnya, menandakan dia melukis keduanya dengan en plein air.
Game of Croquet, 1873, minyak pada kanvas.
Bahkan sebelum musim panasnya dihabiskan bersama Monet, gambar miliknya bergerak menuju arah impresionis. Karya ini, melalui tema domestik dan eksekusi luwes, masih mempunyai palet warna yang cukup gelap dibandingkan karya yang sebelumnya.
Melihat karya Monet pertama kali pada musim panas 1874 lebih menginspirasi Manet untuk mengembangkan gaya melukisnya. Paletnya lebih ringan dan cerah, walaupun dia tidak secara total membuang warna hitam atau putih. Diatas semua itu, dia melukis dari dunia luar ketimbang dari sketsa-sketsa dalam studionya. Subyek lukisannya berubah juga.

Di The Monet Family in Their Garden at Argenteuil, dia menunjukkan Monet sedang sibuk di tamannya di sebelah kiri. Istri Monet, Camille, duduk di tengah bersama dengan bayi laki-lakinya sementara ayamnya sedang asyik diberi makan. Palet Manet di sini masih lumayan gelap dan digunakan di area datar akan warna, bukan goresan kuas patah khas impresionis yang lebih disukai.
(Hampir 50 tahun kemudian Monet mengingat hari itu ketika Manet ‘terpedaya oleh warna dan cahaya’ sedang melukis dan Renoir menyiapkan kuda-kuda didekatnya untuk melukis pemandangan yang sama. Manet “Dari waktu ke waktu akan mendekati kanvas milik Renoir. Kemudian, dengan meringis, dia diam-diam berbisik kepadaku... Dia tidak mempunyai bakat sama sekali. Sebagai temannya, tolong sarankan kepadanya untuk berhenti melukis.” Monet tidak memberitahukan saran tersebut.)
Poppies at Argentuil (detail) Claude Monet, 1873, minyak di kanvas.
Di Sungai
Musim panas itu, Manet melukis beberapa kanvas besar menggambarkan kehidupan di sungai. Ada banyak yang dilukis karena banyak orang Paris meninggalkan udara panas kota di situ. Menurut Theodore Duret, “Pengemudi perahu datang dari bermacam-macam kehidupan tetapi wanita yang bersama mereka adalah penghibur kelas 2.” Di Argenteuil, sepupu laki-laki Manet yang merupakan orang Belanda terlhat berada di kapal dengan seorang  wanita cantik. Tubuh-tubuh mereka masih memiliki kepadatan yang diratakan di mana hal tersebut tidak ditemukan di karya-karya kontemporer oleh Monet atau Renoir.

Monet dan Manet, disamping namanya mirip, berkat persahabatannya juga saling mempengaruhi, keduanya hampir mirip.

Di Boating, dimana  ada lagi seorang Pria bernama Rudolphe Leenhoff, warna-warnanya bahkan terlihat lebih segar, tetapi isolasi yang aneh akan dua figur yang mengacuhkan satu sama lain lebih ditandai—dan cita khas dari Manet. Pengaruh dari Jepang bisa dilihat di kurangnya di bagian horizon, yang terpotong dengan tidak baik di atas air.
Claude Monet melukis di Studio Kapalnya, 1874, minyak di kanvas.
Dilukis di gaya yang santai dengan cepat dan dengan coretan hampir kasar. Ini membuat setiap objek tidak substansisal seperti kilauan air, ini mungkin karya Manet yang paling impresionis.
Berbeda lagi dengan Claude Monet Painting in His Studio Boat, di waktu yang sama. Karya ini, dilukis dengan cepat, gayanya yang lepas dengan balutan kuas yang keras mungkin menjadikan ini yang terdekat dengan kenamaannya. Warna-warna cat air yang berkilauan dan bentuk yang hampir tidak berisi menunjukkan bahwa Manet dapat melukis seperti Impresionis ketika dia mau.
En Plein Air
Regatta at Argenteuil, Claude Monet, 1874, minyak pada kanvas.
Dilukis di tahun yang sama di tempat yang hampir sama dengan karyanya Manet, ini bisa dianggap dilukis oleh orang yang sama. Faktanya, ini oleh Claude Monet, yang pada saat itu memberi pengaruh penting untuk seniman yang lebih tua.
 Pusat dalam pendekatan menyeluruh Impresionis adalah penekanan mereka dalam melukis En Plein air, dimana mereka melukis di tempat terbuka ketimbang studio. Walaupun mereka bukan yang pertama untuk melakukannya –  John Constanble dan kemudian  pelukis-pelukis Barbizon telah mempionirkan teknik tersebut yang kemudian menjadi tanda khas mereka, terutama Monet. Pengembangan tabung logam dari cat membuat ini lebih mudah karena menghindari kebutuhan untuk mencampurkan lukisannya di titik tertentu.

yang maha kartun Daumier!

Snow Scene at Argenteuil - Claude Monet 1875 Drawing ,details painting National Gallery , London

Edouard Manet by Renoir

Joseph D. Tarantelli, Sketch of Monet's Snow at Argenteuil, 2016, Pencil on Paper, 7" x 10"