“Shubuh ini begitu mengharu,
budidaya maaf akan kembali menghempas di lebaran kali ini... Dan aku belum
mampu memberikan apa-apa untukmu.... Wajibkah aku pulang kali ini? Atau
seminggu lagi setelah jalanan agak renggang....? Yah..,Maa...”
“Aku lewati di getir perjalan pagi,
dalam hitam asap solar dan bijih pasir yang menyapu wajah-ku.. Aku kebut lewati
lampu merah penuh terabas....
Astaga.. Aku teringat senyum-mu bunda, empat tahun yang lalu, kala itu...”
Astaga.. Aku teringat senyum-mu bunda, empat tahun yang lalu, kala itu...”
“Beliau
pelukis,penyair,guru,ustad,dan bapak rumah tangga yang bisa diandalkan...”
Aku kangen kamu pak...
Aku kangen kamu pak...
“yang kemarin aku belikan minum
dengan teman2 maaa, yang tadi aku belikan obat-obatan temani aku sendiri maa,
dan esok tidak ada sisa yang bisa di belanjakan... Maaf ma, aku belum bisa
membalas sms-mu, tapi aku akan segera di rumah, mama....”
“dimata bunda aku lihat banyak
kekecewaan, tapi tolong coba kau lihat mataku bunda, dan tataplah ada banyak
kuat harap tuk bahagiakanmu....”
“belajar untuk tidak berharap banyak
di tanggal 1, karna ayah sudah pensiun dan mulai tua, semoga hari ini banyak
appointment tattoo dan pesanan jarum...”
“2 do'a hari terakhir untuk ayah,
lalu 2 keajaiban datang menjelang, lalu yang ke 3, semoga ......”
“salam buat ayah sama bunda... :)
aku disini bisa bertahan belajar menghidupi diri sendiri.”
aku disini bisa bertahan belajar menghidupi diri sendiri.”
10 January 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar