Minggu, 29 Juni 2014

Sandai Santai | Rencana Waktu


Gus... Apa masih luwes untuk mengungkapkan, "waktu cepat berlalu", "tak terasa telah seminggu", perkara waktu yang lebih sering diucap adalah dengan "terlambat", atau aduuuh...!!!  "tenggang yang dihidangkan begitu terbatas". Untuk kali ini saya akan mengungkap waktu sekaligus seminggu dengan sejudul "rencana waktu”.  Memang, yang bisa dijadikan patokan bahwasa-nya seseorang musti merencanakan sesuatu, namun yang perlu diamini bahwa rencana itu tidak pernah tercapai. Yeaaa... Meleset! Barangkali rencana itu sebagaimana doa, kita punya banyak keinginan yang senantiasa di optimiskan dalam insyaallah atau juga amin.

Seminggu lalu saya telah mendapatkan apa yang tidak pernah saya pikirkan, dan itu bagi saya lebih berharga daripada hasil rencana. Rencana telah di seleseikan kurang setengah, anggap saja tidak berhasil. Maunya seminggu ini sudah mencicil proyek nangis, proyek video, proyek event, proyek pameran, proyek konten majalah teman, kewajiban kuliahan, dan haih, no, no, no, no... Tak ada yang di seleseikan dari sekian nian. Kebanyakan sehari dihabiskan di studio, untuk melayani pasien, bersih-bersih, mentata cemacem, dan yang paling tak tersangka, adalah pertemuan dengan teman-teman yang diindahkan dalam mabok dan obrolan yang panjaaaaaaaaang.

Sooo, begitu berjalan hampir setiap hari, lalu dimana hilangnya agenda saya, untuk membaca sekian jam, dimulai dari agenda untuk belajar sekolah, kerapian rumah, salam sayang buat ayah bunda, dan berbagai macam proyek yang sudah terlanjur di mulai (sedikit), oh saya jadi ingat pernah teman bilang, “bahwa sesuatu yang sudah dimulai harus di seleseikan”, boleh jadi relevan dengan ayat Al-Quran yang saya lupa surat dan nomornya,  intinya "jika satu urusan telah selesai, maka seleseikanlah urusan yang lain" yang jadi semua-muanya hanya berbagai model urusan yang tidak pernah selesei. Duh! Gus...

Lalu saya akan menjawab semua ini dengan "bagaimana mungkin jika waktu tak mencukupi" karena waktu terlalu kurang untuk di bagi-bagi, dan minus untuk di saldo-kan, lalu hal lain yang wajib seumpama istirahat, tanpa istirahat (tidur) bakal mati kan kita, jadi serangkum minggu ini adalah : saya seolah tak rela mengorbankan waktu untuk tidur, namun saya juga harus mengikhlaskan waktu tidur, agar esok saya tetap mendapat jatah waktu pula. Dilema juga terjadi, di satu posisi tak rela akan waktu tidur, di satu posisi bakal dapat segala-galanya dari cikal bakal mimpi.

Aaaah.. Bersyukurnya seminggu ini masih bisa merangkum, jangan-jangan waktu merelakan saya untuk menulis, bahkan waktu sendiri sesungguhnya menginginkan untuk berhenti, namun harus mengikhlaskan untuk direnggut aku dalam sejudul:

Tunggu Jeda

"Saya akhirnya sampai ke tempat pulang,
setelah seharian lelah menunggu waktu yang sia-sia... |

Apakah kamu tak mencoba sekedar bermain dengan bosan? |

Tidak, saya tidak mendapatkan apa-apa, baik kesal, gagal maupun sesal... 
Saya hanya masih heran saja,

sebenar-nya apa sih yang di tunggu waktu???"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar