Gus... Apa masih luwes untuk
mengungkapkan, "waktu cepat
berlalu", "tak terasa telah
seminggu", perkara waktu yang lebih sering diucap adalah dengan "terlambat", atau aduuuh...!!!
"tenggang
yang dihidangkan begitu terbatas". Untuk kali ini saya akan mengungkap
waktu sekaligus seminggu dengan sejudul "rencana
waktu”. Memang, yang bisa dijadikan
patokan bahwasa-nya seseorang musti merencanakan sesuatu, namun yang perlu
diamini bahwa rencana itu tidak pernah tercapai. Yeaaa... Meleset! Barangkali
rencana itu sebagaimana doa, kita punya banyak keinginan yang senantiasa di
optimiskan dalam insyaallah atau juga
amin.
Seminggu lalu saya telah
mendapatkan apa yang tidak pernah saya pikirkan, dan itu bagi saya lebih
berharga daripada hasil rencana. Rencana telah di seleseikan kurang setengah,
anggap saja tidak berhasil. Maunya seminggu ini sudah mencicil proyek nangis,
proyek video, proyek event, proyek pameran, proyek konten majalah teman,
kewajiban kuliahan, dan haih, no, no, no, no... Tak ada yang di seleseikan dari
sekian nian. Kebanyakan sehari dihabiskan di studio, untuk melayani pasien,
bersih-bersih, mentata cemacem, dan yang paling tak tersangka, adalah pertemuan
dengan teman-teman yang diindahkan dalam mabok dan obrolan yang panjaaaaaaaaang.
Sooo, begitu berjalan hampir
setiap hari, lalu dimana hilangnya agenda saya, untuk membaca sekian jam, dimulai
dari agenda untuk belajar sekolah, kerapian rumah, salam sayang buat ayah
bunda, dan berbagai macam proyek yang sudah terlanjur di mulai (sedikit), oh saya
jadi ingat pernah teman bilang, “bahwa sesuatu yang sudah dimulai harus di
seleseikan”, boleh jadi relevan dengan ayat Al-Quran yang saya lupa surat dan
nomornya, intinya "jika satu urusan telah selesai, maka seleseikanlah urusan yang
lain" yang jadi semua-muanya hanya berbagai model urusan yang tidak
pernah selesei. Duh! Gus...
Lalu saya akan menjawab semua ini
dengan "bagaimana mungkin jika waktu
tak mencukupi" karena waktu terlalu kurang untuk di bagi-bagi, dan
minus untuk di saldo-kan, lalu hal lain yang wajib seumpama istirahat, tanpa
istirahat (tidur) bakal mati kan kita, jadi serangkum minggu ini adalah : saya
seolah tak rela mengorbankan waktu untuk tidur, namun saya juga harus mengikhlaskan
waktu tidur, agar esok saya tetap mendapat jatah waktu pula. Dilema juga
terjadi, di satu posisi tak rela akan waktu tidur, di satu posisi bakal dapat
segala-galanya dari cikal bakal mimpi.
Aaaah.. Bersyukurnya seminggu ini
masih bisa merangkum, jangan-jangan waktu merelakan saya untuk menulis, bahkan
waktu sendiri sesungguhnya menginginkan untuk berhenti, namun harus
mengikhlaskan untuk direnggut aku dalam sejudul:
Tunggu Jeda
"Saya akhirnya
sampai ke tempat pulang,
setelah seharian lelah
menunggu waktu yang sia-sia... |
Apakah kamu tak mencoba
sekedar bermain dengan bosan? |
Tidak, saya tidak mendapatkan
apa-apa, baik kesal, gagal maupun sesal...
Saya hanya masih heran
saja,
sebenar-nya apa sih
yang di tunggu waktu???"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar