Serangkum minggu ini hanya karamaian ‘nangis’ yang betah berputaran di
kepala. Ada seneng yang kebangetan sewaktu menatap buku buah karya sendiri,
dipegang terus, di bawa kemana-mana dan di baca setiap waktu, berulang-kali dalam
keseharian. Ada satu buku yang memang khusus untuk saya miliki (sebut saja
naskah asli), di dalam ada coretan revisi-revisi, dan sedikit catatan yang jadi
latar belakang judul, dan nama-nama kecil kepada siapa karya akan
dipersembahkan. Hari-hari di wilayah pikiran ‘nangis’ selalu banyak
berandai-andai: bagaimana orang-orang membaca buku saya untuk kemudian menunggu
jawaban atau testimoni mereka sebagai bentuk respon, baik dari sms jejaring
individual, dan tatap muka langsung. Singkatnya dalam dua-minggu kemarin
mencetak coba sebanyak 10 buku, dan langsung di kasih ke beberapa orang mewakili
misal dari : guru, keluarga, teman, juga orang tidak dikenal. Sedianya
melakukan tindakan ini sebenarnya untuk gambaran langkah yang akan saya ambil
kedepan atas nasib nangis.
Kemudian menimbang beberapa respon, al-akhir dengan penuh maaf memberanikan
diri untuk mencetak lebih banyak, yaitu sejumlah 100 eksemplar (jumlah banyak)
bagi saya. Semua ini sebenernya untuk kepentingan pribadi saya. Karya ini
bermaksud untuk diserahkan pada orang-orang yang selia di banyak sisi
bertatap-beraktivitas dengan Huhum. Ya, karya ini untuk mereka yang sengaja
direncanakan penulis kepada (deretan nama panjaaaaang) sebagai bentuk cidera
mata.
Di-ingat-ingat sedekat proses menulis, pada 2012
saya hampir menerbitkan buku, tapi baru perlahan saya ketahui bahwa itu tak perlu, kemudian sama hal dengan buku (nangis) yang bakal kalian baca -
payahnya sudah terlanjur dicetak, mestinya dua tahun
kedepan saya baru dirudung kesedihan karena telah menerbitkan-nya. Tapi tak apa, saya masih kaya akan alasan
untuk selalu menulis, itu cukup menyenangkan, jadi rasanya saya memiliki sesuatu, perkara dapat
dibanggakan atau tidak, berharga atau tidak, kan bukan jadi masalah buat ‘L’!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar