Fakultas Seni Rupa,
ISI Yogyakarta
Sasenitala adalah UKM di bawah Payung Kampus ISI Yogyakarta
yang berfokus pada kegiatan Konservasi Alam Budaya, pada Jumat (14/12)
menggelar acara Seminar Ekspedisi Budaya bertajuk “Siberut Mentawai” dengan
mengundang pembicara seniman tato Durga ( Durga Tattoo ) bertempat di ruang
Audio Visual jurusan Seni Murni.
Presentasi merupakan buah tangan kepulangan Durga dari Siberut Mentawai yang
ke-5. Sebelumnya, Durga lebih focus mengenai budaya tato tradisional mentawai,
pernah menggarap proyek video documenter “Mentawai
Tattoo Revival” bersama Rahung Nasution. Perjalanan kali ini tidak focus ke
tato saja, yaitu meliputi wilayah sosio-kultural, misal seperti ritual adat
suku Mentawai mengenai bagaimana pesta babi sebagai symbol penghormatan. Durga
menayangkan aktivitas adat setempat dalam berburu, mengolah babi, dan
menerangkan tiap kegiatan yang mereka maknai penuh filosofis. Sebagai contoh
kebiasaan para tetua adat shaman, sikerei
yang mencoba meramal masa depan dari ‘jeroan’ (hati hewan).
Ada cerita mengenai perdebatan ‘apakah tato motif adat
hanya boleh dimiliki orang tertentu?, bolehkah orang di kalangan non adat
memiliki tato tersebut?’ pertanyaan itu di jawab Durga dengan ‘Isu mengenai itu
hanya diributkan oleh orang di lingkungankota. Justru ketika kita memiliki tato
sama dengan masyarakat adat, mereka senang sekali, mereka menganggap seseorang
adalah bagian dari mereka, mereka akan lebih menerima siapapun berpenampilan
seperti mereka dan turut dalam aktivitas mereka, seperti berburu, makan dan
tinggal bersama di uma’. Dalam sesi
Tanya jawab peserta seminar kurang partisipatif, adapun pertanyaan yang di
lontarkan tidak memacu diskusi berjalan hangat, barangkali peserta terlalu asik
menikmati cerita Durga, dan mereka puas dengan materi yang telah disampaikan.
@huhumYK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar