Minggu, 04 Juni 2017

Manet Mengerjakan Ilustrasi untuk Buku Edgar Allan Poe bersama Baudelaire dan Mallarme

Edouard Manet menggarap ilustrasi cerita Edgar Allan Poe (1809-49) yang diterjemahkan Baudelaire, untuk pertama kalinya karya Poe terbit dalam bahasa Perancis. Beberapa karya litograf dikerjakan dengan baik, meskipun sebelumnya Manet tidak begitu memahami gaya penulis Amerika, terutama untuk tema drama-gothic.

Baudelaire, sastrawan yang memiliki kemampuan Bahasa Inggris luar biasa, membuat banyak terjemahan karya Macabre,Poe selama kurun waktu 1852-1865. Karya terjemahan tersebut bisa dibilang terdapat modifikasi dari karya aslinya, ia sekaligus memperkenalkan para penulis Amerika. Sebelumnya karya berbahasa Inggris kurang dikenal dalam dunia sastra dan seni Perancis. Mallarme, sahabatnya, kerap kali menyebut Baudelaire sebagai pengarang terpesona dengan karya Poe. Keduanya juga sangat dipengaruhi Poe, pengarang yang memiliki komposisi artistik yang aneh, penyair gelap, pemerhati kehidupan modern dan juga penulis pertama cerita detektif, The Murders in the Rue Morgue (1841).
Edgar Allan Poe, 1860, Etsa karya Edouard Manet,
dibuat untuk karya terjemahan Charles Baudelaire

Rekan Sejawat yang Visioner

Baudelaire begitu kagum terhadap kualitas puisi Poe yang visioner dan memiliki perasaan mendalam pada tema pesakitan – sebagai sesama penulis. Sepanjang hidup, Badelaire dan Poe sama-sama menderita kemiskinan dan hanya sedikit mendapat apresiasi dari dunia sastra formal pada jamannya. Keduanya mempunyai kecenderungan keluar dari pakem, berikut menggarap topik misterius yang bernuansa penuh fantasi, seringkali aneh dan tidak masuk akal. Keduanya selalu mencari tapi tidak pernah benar-benar menemukan keindahan – jalan keluar dari permasalahan hidup. Mereka sama-sama mati muda, Poe lebih muda dari Baudelaire, kematiannya menyisakan banyak teka-teki. “Kehidupan Edgar Allan Poe adalah tragedi yang menyesakkan hati, kematiannya pun berakhir dengan tragis.”, tulis Baudelaire di tahun 1861. Seolah-olah semua telah diramalkan sendiri dengan cara mengerikan.

Le Corbeau, Manet, untuk halaman awal

Bagi Manet, yang secara umum memiliki kepribadian riang, puisi Poe menjadi kontras, kurang mempresentasikan fakta nyata sebagaimana khas gaya Manet. Tentu karya melodramatis – gotik –Poe kurang pas, tidak sesuai dengan gaya hidup kota yang mempresentasikan kehidupan modern seperti yang biasa dijumpai dalam lukisan Manet. Tetapi karya sketsa potret Poe yang digarap tahun 1860, memperlihatkan awal ketertarikan Manet kepada penulis, dan digarap dengan apik. Gambar tersebut lekat dengan nuansa gelap, mengingatkan akan karya-karya awal Manet, seperti yang tertuang dalam ‘The Abshinte Drinker’.

The Raven, 1875, Litograf, Manet.
Gambaran garang nan seram, menunjukkan bahwa Manet telah mempelajari cara terbang burung gagak, ia menambahkan kekuatan ekstra pada ilustrasinya.
Terlihat cetakan edisi terbatas dengan dua tanda tangan, ilustrator dan penulis (penerjemah).
The Raven

Seekor burung berbulu hitam yang terbang  lalu lalang di udara merupakan kisah tersendiri bagi Poe dan Baudelaire, seringkali keberadaannya sebagai pertanda buruk. Bagi Manet burung gagak adalah tantangan tersendiri, terutama adalah kesempatannya menggambarkan objek dengan mengeksplorasi bayangan serba hitam, seperti yang telah ia kerjakan sebelumnya dalam poster Cats Rendezvous di tahun 1868.



Pada tahun 1874, ketika Mallarme menerjemahkan The Raven, prosa terkenal karya Poe, Manet berkesempatan untuk mengisi ilustrasi buku temannya. Dicetak oleh Richard Lesclide dalam edisi terbatas, hanya 240 eksemplar, dijual seharga 25 franc, di mana setiap cetakan terdapat tanda tangan keduanya, Mallarme dan Manet, buku tersebut menjadi barang mewah. “Perkamen dalam balutan Hijau muda atau kertas kuning sebagai sampul, itu yang kami inginkan” sanggah Manet, dalam upaya menghadirkan buku yang tidak biasa.

Sampul depan, seperti yang diinginkan Manet

Terdapat juga logo penerbit edisi spesial, Richard Lesclide
Lembar legalisir

Manet mengilustrasikan puisi dalam seri litograf dibumbuhi nuansa sinis dan absurd – barang tentu tak sebagaimana yang dimaksudkan Poe. Burung terbang melintasi jendela si pengkisah, kemudian bertengger di patung  Athena, dewa kemuliaan bersama lambangnya, burung hantu. “Dan gagak, enggan terbang, tetap bertengger, dan bertengger” tulis Poe. Sementara Manet memperlihatkan burung itu seolah-olah terbang, turun dari tempat bertenggernya. Kesemuanya hampir bernuansa satir. Seperti banyak karya grafis Manet, karya litografnya tak pernah dipublikasikan (dipamerkan) ketika ia hidup.

Manet selalu saja berulah, penyimpangan artistik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar