Sabtu, 15 Juli 2017

Membangun Kebudayaan di Cafe



Lewat pertengahan 1860-an Manet dijunjung tinggi sebagai raja atas keberadaan ‘Manet Geng’, mereka adalah sekumpulan seniman, penulis dan para bohemian yang berjumpa di Café Guerbois dan café-café lain di areal Batignolles untuk mendiskusikan seni, politik dan problem kehidupan. Manet juga membangun pondok di sekitar café sebagai rumahnya untuk istirahat dan melangsungkan berbagai aktivitas harian.
Suasana Cafe Guerbois
Pada januari 1864 Henri Fantin-Latour melukis pertemuan para Parisian Avant-Garde (pada saat itu sebutan tersebut belum disematkan). Karya itu berjudul Homeage to Delacroix, memperlihatkan sebuah pertemuan yang begitu ambisius. Tatapan mereka tak ada yang tertuju pada potret yang tergantung di belakang mereka, seolah tanpa menaruh hormat pada sebuah potret dari seniman besar romantisisme yang meninggal menjelang Agustus. Semuanya tak memandang satu sama lain, fokus dengan penglihatannya sendiri-sendiri. Satu yang tak bisa dipungkiri adalah sosok Gautier, yang menghadapkan wajahnya paling berbeda dengan yang lain, menjauhi pemirsa. 

Henri-Fantin Latour melukiskan generasinya
Paling menonjol di antara mereka adalah Manet. Berdiri secara langsung di bawah tatapan sang Maestro, ia terlihat rileks, dengan jas yang tak dikancing dan tangannya  berada di saku celana. Selanjutnya, di sebelah kirinya adalah Baudelaire, terlihat rapuh namun cukup elegan dengan sapu tangan di kantong baju, tepat di dadanya. Baudelaire barusaja memperjuangkan Manet, ia berkata, “ada hasrat untuk marah, seperti halnya orang-orang yang begitu setia… melakukan apa saja yang dia bisa dengan cara yang paling masuk akal, tapi sayangnya ia telah dicap oleh romantisisme sejak lahir.” Hal tersebut seolah menjadi kecenderungan dalam melayangkan pujian, terutama bagi Baudelaire yang mengagumi romantisismenya Delacroix.

Duduk di tengah dalam lukisan adalah Champfleury, terlihat ke-bapak-bapakan dengan tangan bersedekap, (lahir 1820, pembela setia realisme, ia adalah yang tertua dari grup tersebut). Berdiri setelahnya adalah Whistler; dengan setelan paling dandy, seorang pelukis Amerika yang juga turut memamerkan karya di Salon des Refuses. Fantin-Latour menggambarkan dirinya dalam balutan kemeja panjang dengan memegang palette. Kritikus seni Jean Rousseau merespon karya tersebut yang memicu perseteruan, ia berkata gambar sangat identic dengan pemujaan “untuk kejayaan realism” para seniman “berkumpul intim mengelilingi tuan, sang master Champfleury”. Dalam peristiwa ini kiprah Manet terlabel sebagai si pelukis realis, meskipun sebenarnya ia tak pernah mengakui kategori tersebut sebagai dirinya.

Para Seniman Lain

Ada seniman lain yang kerap tergabung dan berkumpul di café Guerbois. Di antaranya adalah Degas, Paul Cezzane, meski Cezzane seringkali merasa canggung dan kurang nyaman di tempat Manet – Pierre-Auguste Renoir,  Claude Monet dan Alfred Sisley. Penulis seperti Emile Zola, seorang jurnalis dan novelis, segera mendapatkan tenaga berlebih untuk mendukung Manet, kritikus Louis-Edmond Duranty juga turut beradu argumen setiap jumat sore.

Para Bohemian
Pernah pada suatu hari keadaan memanas, tepat februari 1870, tersebab ulasan yang dibuat Duranty. Manet menantangnya berduel. Dua orang itu berkelahi, beradu fisik, sebabnya Manet sakit hati atas kritik yang dilontarkan kepadanya. Untung keduanya lekas berdamai, kemudian keduanya saling memperbaiki pertemanan mereka.

Pertempuran Kearsarge dan Alabama

The Alabama, sebuah sekutu koloni yang dibuat Inggris di saat perang sipil Amerika, sebagaian besar telah mengganggu jalur pengiriman US sebelum akhirnya terkepung di Cherbourg. Pelayaran diberangkatkan pada 1864 untuk menyerang konvoy pasukan Kearsarge milik Amerika. Bagi Manet, yang pada peristiwa itu bertepatan pada hari libur berkesempatan untuk menggambarkan pertempuran heroik melawan perbudakan. Ini juga yang membuatnya melukis secara luar biasa atas kekuatan peristiwa di laut, subjek yang ia sukai.

Alabama and Kearsarge karya Manet menggambarkan laut yang begitu dramatis
Karya itu berhasil dipamerkan oleh seorang dealer kecil secara private, Cadart, lukisan mendapat beberapa catatan. Horizon yang tinggi menjadikan kapal tampil tidak dominan. The Alabama terbakar di tengah nya, tetapi Kearsarge lebih jauh, terlihat di kanan atas. Adegan pertempuran semacam ini terbiasa disajikan dalam glamour, dimana laut hanya berfungsi sebagai latar, bukan sebagai eleman utama yang mengisi gambar, menjadikan laut lebih dramatis.

Café: Pusat Kebudayaan Paris

Manet melukis suasana Cafe
Masa di mana Manet menghabiskan banyak waktu di Café, bersamaan dengan hadirnya asumsi “café berperan sebagai pusat kehidupan paris, ia juga sebagai subjek yang dilukiskan secara terus menerus oleh para impresionis". Konon pada 1870 terdapat 30.000 café dan brasseries (diambil dari brewery, atau café yang menjual beer). Keberadaannya mengapit jalan lebar yang dibangun oleh Haussmann. Felix Whitehurst, jurnalis inggris mengisahkannya pada 1870-71, ia membandingkan orang-orang yang duduk di sepanjang café dengan para pemirsa yang meminati opera di Champs-Elysees. Jika para peminat café Guerbois dan bohemian lain tidak semewah dari orang-orang di opera, mereka dapat menghidupkan suasana dan memberi nilai dengan diskusi-diskusi. Pada akhirnya café memberi dampak dengan menghasilkan benih-benih baru para Avant Garde, sebuah konsep yang hanya benar-benar terlahir di kafe.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar