Tak gentar atas serangan sebelumnya, Manet melukis dua karya
yang lebih radikal pada 1862-3, keduanya sama-sama menampilkan nudes dan yang satu buah dikirim ke Salon.
Karyanya ditolak, namun akhirnya berhasil dipamerkan secara alternatif dalam Salon
des Refuses, pameran sengaja diadakan karena banyak karya lain yang juga
ditolak sebelumnya.
Bagian dari Studi Manet karya Lunch on The Grass, pencil-drawing |
Pada tahun 1863 Manet berhasrat untuk membuat lukisan
telanjang, yang secara bentuk mengacu pada karya lama seni barat. Dia telah
mengerjakan karya pseudeo-antique dengan
nyaman, tetapi sebagai gantinya dia membuat dua karya modern tanpa kompromi.
Yaitu Le Dejeuner sur I’herbe (Lunch on the Grass) dan Olympia. Karya ini membuat
banyak pihak kaget dan terprovokasi, namun hal tersebut tak menghalangi langkah
Manet.
Dejeuner sur I’herbe, karya paling terkenal yang merintis sejarah seni modern |
Dejeuner sur I’herbe menunjukkan lukisan plein air. Karya ini sebenarnya digambar
di bengkel kerja, studio indoor, di
mana masing-masing figur berpose kepadanya secara terpisah. Berdasarkan
pengakuan Proust, suatu hari ketika berjalan-jalan sepanjang sungai, Manet bermaksud
untuk menyalin karya Le Concert Champetre (Pastoral Concert) milik Giorgione (1476-1510).
Tetapi untuk “membuat karya macam tembus cahaya, memerlukan model, seperti
orang-orang yang dapat kita lihat di sana”, ucapnya. Dalam lukisan Venesia tergambar
makhluk mistis bak malikat, sementara karya Manet lebih memperlihatkan orang Paris
pada jamannya: dua lelaki berbaju, dua perempuan, satu nya telanjang, satunya
setengah bergaun.
Manet banyak terinspirasi dari karya para Old Master salah satunya milik Titian |
Paling menonjol terlihat telanjang sepenuhnya, Victorine
Maurent, yang barusaja ia temui. Cewek ditampilkan cukup membingungkan dalam
melihat kenyataan dan sisi modern. Karya dibuat menjauhi idealnya, ia seperti
ingin menjadi objek menarik tetapi sayang kulitnya pucat. Dari gesturnya, si cewek
terlihat cerdik. Gambar perempuan tersebut membuat jengkel pemirsa bagi yang
terbiasa melihat pemandangan telanjang secara penuh.
Begitu juga dengan cara Manet menggambarkan si laki-laki, saudaranya
Eugene di kanan dan Ferdinan Leenhoff, saudara Suzanne di tengah. Mereka sedang
bermalas-malasan dengan kostum modern, tidak dengan baju-baju sejarah
sebagaimana yang dominan pada jaman itu. Keseluruhan gambar memiliki kejujuran
– berikutnya mempengaruhi banyak kontemporer dalam partie carree atau fourway
orgy, si perempuan adalah pekerja seks komersial dan si laki-laki adalah
klient mereka. Kemungkinan besar ini yang dimaksudkan Manet.
Warna Menyolok
Karya Whitsler, nuansa cerah cukup mendominasi karya-karya seniman impresionis |
Ditolak oleh Salon, lukisan tersebut jadi paling menonjol di
Salon des Refuses. Sebuah pameran alternatif yang disiapkan oleh Napoleon III untuk
banyak karya yang ditolak Salon pada tahun itu. Raja yang membuat keputusan
sendiri atas ketidaksetujuan melihat karya Manet. Ia menyebut sebagai “pelanggaran
terhadap sopan santun”. Pemandangannya telah menggema lewat para kritikus.
Manet telah mengabaikan pakem tak tertulis mengenai ‘ketelanjangan’ perempuan yang
masih tabu pada saat itu. Tetapi perempuan ini bukan hanya sebagai subjek
matter yang akhirnya membuat orang bingung. Manet menggunakan warna yang tak
biasa (warna mencolok) dan kontras yang tegas dari hitam ke putih, untuk
menegaskan matahari dan sinar bayangan dari musim panas. Dia meninggalkan brushstrokes dan cetakan datar, dengan
subjek berkerumun secara frontal yang menjadi bagian mengejutkan.
Delacroix, bapak seni romantik yang mengapresiasi terobosan seni baru |
Delacroix, yang cukup lelah membela Manet di juri salon,
berkomentar cukup jengkel namun penuh perhatian, “Manet dengan segala
kualitasnya memastikan ditolak oleh setiap juri di seluruh penjuru dunia”.
Wanita jalangnya mempunyai komposisi warna yang menyerang mata dan figurnya menandakan
sketsa yang tangkas. Tetapi kritikus dan pelukis Belgia Alferd Stevens menyatakan
dengan dingin “keriuhan besar telah muncul atas nama Manet. Biasa-biasa saja,
tak menimbulkan keributan berarti”.
Penghormatan kepada Master
Karya Grafis yang menginspirasi Manet, perhatikan adegan di kanan bawah. |
Manet si radikal itu masih memberi penghormatan kepada
master renaissance, meski setengahnya serasa ironis. Di samping Le Concert dia juga terinspirasi oleh karya grafis yang
dikerjakan oleh Marcantiano Raimondi atas lukisan yang hilang milik Raphael, The
Judgement of Paris (1520). Di sebelah kanan terdapat 3 figur, 1 cewek, 2 cowok,
secara berkelompok yang posenya hampir mirip dengan karya Manet. Bagaimanapun,
ketiganya memperlihatkan ketelanjangan lewat makhluk mitos dengan aman. Tak ada
satupun kritikus mencatat kerja ini.
Salon Alternatif
Karikatur Daumier banyak menyindir tentang kondisi seni pada jamannya. |
Salon Des Refuses memamerkan hampir 1000 karya, beberapa milik
seniman ternama seperti Cezanne, Pissaro, Whitsler. Para kerumunan berdatangan
kebanyakan mengejek dan menertawakan karya yang dipajang, meskipun karya Whitsler
The White Girl menjadi poluler. Salon
yang barusaja muncul ini membantu meruntuhkan monopoli salon resmi. Seniman
sekarang bisa membuat pamerannya sendiri dengan bebas, dan art dealer dapat berperan penting. Salon des Refuses dicatat dalam sejarah
sebagai peristiwa penting atas kelahiran seni modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar