Senin, 21 Agustus 2017

Laku Alternatif Manet via Salon des Refuses



Tak gentar atas serangan sebelumnya, Manet melukis dua karya yang lebih radikal pada 1862-3, keduanya sama-sama menampilkan nudes dan yang satu buah dikirim ke Salon. Karyanya ditolak, namun akhirnya berhasil dipamerkan secara alternatif dalam Salon des Refuses, pameran sengaja diadakan karena banyak karya lain yang juga ditolak sebelumnya.

Bagian dari Studi Manet karya Lunch on The Grass, pencil-drawing


Pada tahun 1863 Manet berhasrat untuk membuat lukisan telanjang, yang secara bentuk mengacu pada karya lama seni barat. Dia telah mengerjakan karya pseudeo-antique dengan nyaman, tetapi sebagai gantinya dia membuat dua karya modern tanpa kompromi. Yaitu Le Dejeuner sur I’herbe (Lunch on the Grass) dan Olympia. Karya ini membuat banyak pihak kaget dan terprovokasi, namun hal tersebut tak menghalangi langkah Manet.

Dejeuner sur I’herbe, karya paling terkenal yang merintis sejarah seni modern


Dejeuner sur I’herbe menunjukkan lukisan plein air. Karya ini sebenarnya digambar di bengkel kerja, studio indoor, di mana masing-masing figur berpose kepadanya secara terpisah. Berdasarkan pengakuan Proust, suatu hari ketika berjalan-jalan sepanjang sungai, Manet bermaksud untuk menyalin karya Le Concert Champetre (Pastoral Concert) milik Giorgione (1476-1510). Tetapi untuk “membuat karya macam tembus cahaya, memerlukan model, seperti orang-orang yang dapat kita lihat di sana”, ucapnya. Dalam lukisan Venesia tergambar makhluk mistis bak malikat, sementara karya Manet lebih memperlihatkan orang Paris pada jamannya: dua lelaki berbaju, dua perempuan, satu nya telanjang, satunya setengah bergaun.


Manet banyak terinspirasi dari karya para Old Master salah satunya milik Titian

Paling menonjol terlihat telanjang sepenuhnya, Victorine Maurent, yang barusaja ia temui. Cewek ditampilkan cukup membingungkan dalam melihat kenyataan dan sisi modern. Karya dibuat menjauhi idealnya, ia seperti ingin menjadi objek menarik tetapi sayang kulitnya pucat. Dari gesturnya, si cewek terlihat cerdik. Gambar perempuan tersebut membuat jengkel pemirsa bagi yang terbiasa melihat pemandangan telanjang secara penuh.

Begitu juga dengan cara Manet menggambarkan si laki-laki, saudaranya Eugene di kanan dan Ferdinan Leenhoff, saudara Suzanne di tengah. Mereka sedang bermalas-malasan dengan kostum modern, tidak dengan baju-baju sejarah sebagaimana yang dominan pada jaman itu. Keseluruhan gambar memiliki kejujuran – berikutnya mempengaruhi banyak kontemporer dalam partie carree atau fourway orgy, si perempuan adalah pekerja seks komersial dan si laki-laki adalah klient mereka. Kemungkinan besar ini yang dimaksudkan Manet. 

Warna Menyolok

Karya Whitsler, nuansa cerah cukup mendominasi karya-karya seniman impresionis


Ditolak oleh Salon, lukisan tersebut jadi paling menonjol di Salon des Refuses. Sebuah pameran alternatif yang disiapkan oleh Napoleon III untuk banyak karya yang ditolak Salon pada tahun itu. Raja yang membuat keputusan sendiri atas ketidaksetujuan melihat karya Manet. Ia menyebut sebagai “pelanggaran terhadap sopan santun”. Pemandangannya telah menggema lewat para kritikus. Manet telah mengabaikan pakem tak tertulis mengenai ‘ketelanjangan’ perempuan yang masih tabu pada saat itu. Tetapi perempuan ini bukan hanya sebagai subjek matter yang akhirnya membuat orang bingung. Manet menggunakan warna yang tak biasa (warna mencolok) dan kontras yang tegas dari hitam ke putih, untuk menegaskan matahari dan sinar bayangan dari musim panas. Dia meninggalkan brushstrokes dan cetakan datar, dengan subjek berkerumun secara frontal yang menjadi bagian mengejutkan.

Delacroix, bapak seni romantik yang mengapresiasi terobosan seni baru


Delacroix, yang cukup lelah membela Manet di juri salon, berkomentar cukup jengkel namun penuh perhatian, “Manet dengan segala kualitasnya memastikan ditolak oleh setiap juri di seluruh penjuru dunia”. Wanita jalangnya mempunyai komposisi warna yang menyerang mata dan figurnya menandakan sketsa yang tangkas. Tetapi kritikus dan pelukis Belgia Alferd Stevens menyatakan dengan dingin “keriuhan besar telah muncul atas nama Manet. Biasa-biasa saja, tak menimbulkan keributan berarti”.

Penghormatan kepada Master

Karya Grafis yang menginspirasi Manet, perhatikan adegan di kanan bawah.


Manet si radikal itu masih memberi penghormatan kepada master renaissance, meski setengahnya serasa ironis. Di samping Le Concert  dia juga terinspirasi oleh karya grafis yang dikerjakan oleh Marcantiano Raimondi atas lukisan yang hilang milik Raphael, The Judgement of Paris (1520). Di sebelah kanan terdapat 3 figur, 1 cewek, 2 cowok, secara berkelompok yang posenya hampir mirip dengan karya Manet. Bagaimanapun, ketiganya memperlihatkan ketelanjangan lewat makhluk mitos dengan aman. Tak ada satupun kritikus mencatat kerja ini.

Salon Alternatif

Karikatur Daumier banyak menyindir tentang kondisi seni pada jamannya.


Salon Des Refuses memamerkan hampir 1000 karya, beberapa milik seniman ternama seperti Cezanne, Pissaro, Whitsler. Para kerumunan berdatangan kebanyakan mengejek dan menertawakan karya yang dipajang, meskipun karya Whitsler The White Girl menjadi poluler. Salon yang barusaja muncul ini membantu meruntuhkan monopoli salon resmi. Seniman sekarang bisa membuat pamerannya sendiri dengan bebas, dan art dealer dapat berperan penting. Salon des Refuses dicatat dalam sejarah sebagai peristiwa penting atas kelahiran seni modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar