Sabtu, 04 November 2017

Skandal dan Sensasi Edouard Manet


Sebuah kritik yang ditujukan kepada karya awal Manet tidak ada apa-apanya dibanding dengan hinaan karya Olympia di Salon tahun 1865. Hal tersebut membuatnya terguncang, akhirnya Manet memutuskan pergi ke Spanyol untuk melihat berbagai motif dari karya maestro yang amat dia hormati; Velazquez. Kepergiannya ke Spanyol yang berlangsung selama 10 hari cukup memberikan dia inspirasi sekaligus menikmati masa rehat.
Olympia, 1863, cat minyak di atas kanvas, Victorine Maurent adalah model yang sering digunakan Manet di awal karirnya. Penggambaran Mauren pangkal dari peristiwa terbesar selama abad 19 dalam seni. Tidak banyak orang paris yang dapat melihat karya ini secara seksama, sebab ia digantung terlalu tinggi.
Manet telah menyelesaikan karya besar telanjang-nya di akhir 1863. Tapi, dengan setengah sadar ia telah memperkirakan berpotensi menjadi skandal, dia sengaja menyimpan karya ini sampai pada tahun 1865. Kemudian, atas dorongan Baudelaire, ia mengirimkannya ke Salon, bersamaan dengan judul Christ Scourged. Mengejutkan, tak dinyana, keduanya diterima, yang terakhir relatif mendapat sedikit komentar. Lain hal, lukisan Olympia menyebabkan kehebohan luar biasa diantara banyak lukisan yang ada di abad ke-19.

Olympia, 1865, etsa, karya ini kemungkinan dibuat untuk menyambut karya kanvas kontroversial  yang hendak dipamerkan.

Pelacur, bukan Dewi
The Venus of Urbino, karya pelukis Itali, Titian, dikerjakan tahun 1532 atau 1534, selesai 1534, tapi tak terjual sampai 1538.
Victorine Maurent menjelma Venus, dewi cinta, yang dengan bongak bersandar di ranjang mewah. Posenya seirama, mirip dengan karya Titian, tepatnya Venus of Urbino (1538), di mana Ingres dan pelukis lainnya amat mengagumi. Tapi Victorine yang ditangkap bukanlah dewi, ia mengenakan pita dari sutra hitam di leher, gelang emas melingkari tangannya, mengenakan bunga di rambut, sepatu hak di satu kaki dan kucing hitam di ujung dipan. Semua tampil dengan erotis. Jelaslah dia bukanlah dewi dengan berbagai citraannya, perempuan yang dimaksudkan adalah pelacur, atau prostitusi kelas atas. Kebanyakan pelacur, atau selir, memilih nama-nama Yunani seperti Olympia.
Venus berbaring (after Titian, Jean-Auguste-Dominique Ingres, 1822, cat minyak pada kanvas) mendekati sempurna buah studi dari karya Titian, tak begitu banyak menimbulkan kritik publik sebagaimana kepunyaan Manet, sisi radikal bukan cuma kepunyaan Manet, hal tersebut hanya bagian hinaan dari waktu yang berbeda.
Respon publik dan kritikus ibarat gejala stroke dan menimbulkan kemarahan. Olympia disebut sebagai karya “tercela dan cabul”, “wajahnya bodoh dan kulitnya pucat pasi”. Pembuatnya tak lain adalah seorang residivis, gembong amoral, lukisan dihasilkan dari kuas pencuci piring dengan sapuan kotor. Penggambaran Victorine, dengan lekuk tubuhnya, secara khusus menyinggung perasaan pemirsa, terlihat pula si pelayan berkulit hitam yang membawa seikat bunga atas suruhan tuannya (Client), seekor kucing hitam mengisyaratkan rasa penasaran dan enggan tertipu.


Ekor kucing atau tukang batu dari Batignoles, karikatur atas karya olympia dar L’ilustration, 1865, litograf. Karya seni Manet sering direspon para kartunis, yang dengan sigap mewakili opini publik, kehadiran karya-karya ini sebenarnya juga sebagai bagian pereduksian kegegeran olympia.
Theophile Gautier, yang semula memuji Manet, beralih sikap ketika menyaksikan Olympia, baginya menjijikan, “Olympia tidak dapat dijelaskan dari sudut pandang apa pun bahkan dilukis sekenanya, model tak berdaya terbentang di selembar kanvas. Warna kulitnya kotor, pemodelannya tidak ada.” Karya tak diragukan dalam bentuk datar, dengan warna kontras, diperoleh dari studinya atas karya cetakan Jepang.
Pierre Jules Théophile Gautier was a French poet, dramatist, novelist, journalist, and art and literary critic.
 
Setelah hari pertama pameran berlangsung menimbulkan berbagai kemarahan, pihak Salon memindahkan ke posisi yang bagi mereka lebih baik, lebih tinggi dari sebelumnya yang repot untuk dilihat, sebagai hukuman terhadap gambar dengan sendirinya.

Baudelaire Berterus Terang
Olympia yang tak terlepas aspeknya dari karya oldmaster, juga berdampingan dengan karya grafis erotis dan fotografi populer di tengah abad 19 di Perancis. Courbet juga melakukan hal serupa di tahun 1850-an, tetapi bahasa Manet sangat berbeda dari Courbet yang identik sisi pedesaan. Karya Manet bahkan dibuat lebih membingungkan bagi seluruh penduduk Paris.
Si pelukis terguncang, ia meminta saran dengan menulis surat kepada karibnya Baudelaire yang tinggal di Brussel. “Seperti ada seruan agar saya tidak semakin terjatuh. Saya belum pernah menemukan diri saya seperti ini sebelumnya... saya ingin mendengar komentarmu terhadap karyaku.” Baudelaire, sekarang sedang mengidap, mengalami sakit akibat penyakit sipilis, ia menulis kembali dan menjawab dengan pedas namun akurat. “aku harus mencoba untuk melihat kamu – nilaimu”, “apa yang kamu tanyakan bodoh”, “mereka melecehkanmu: ejekan mereka membuatmu jengkel. Mereka membuatmu tidak adil... Kamu pikir, kamu orang pertama yang mengalami situasi ini? Ini kegeniusanmu dibanding – lebih hebat dari Chateaubriand dan Wagner, mereka juga dilecehkan, tapi tak membuatnya jatuh dan kalah. Laki-laki tersebut adalah teladan, tapi ini kali pertama degenerasi dari karyamu. Aku harap kamu tidak memegang saranku, juga segera menyerangku.” Dan Manet tak melakukan itu.
Baudelaire membalas surat Manet dengan jujur

Sebuah wangsit dari Velazquez
Pada agustus 1865, Manet meninggalkan Paris menuju Madrid untuk ‘mencari wahyu dari Velazquez’, dan juga untuk tujuan refreshing. Setiap hari dia pergi ke Prado untuk menatap dengan takjub. Menuliskannya kepada Astruc yang sudah kembali di rumah Paris, Manet bilang, “Sebuah perjalanan yang bermanfaat dengan mendapati karya Velazquez, dia adalah pelukisnya pelukis... karyanya merupakan realisasi idealku dalam lukisan; melihat masterpieces memberiku harapan dan membekaliku kepercayaan.
Francisco Goya, Spanish, Bullfight in a Divided Ring, 1825

Manet juga mengagumi El Greco, lukisannya, dan menemukan Goya, sebuah karya portrait bangsawan Alba yang agung. Adu banteng dan kehidupan jalanan Spanyol membuatnya gembira sebelum ia kembali  ke kehidupan rumah selama 10 hari kepergiannya. Astruc keheranan mendapati kabar Manet. Perjalanan itu bagi Manet terlihat cukup memberikannya berbagai inspirasi bagi karirnya kelak.
Portrait El Greco karya Salvador Dali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar